UNY BERSIAP MENJADI UNIVERSITAS KEPENDIDIKAN KELAS DUNIA

UNY BERSIAP MENJADI UNIVERSITAS KEPENDIDIKAN KELAS DUNIA

UNY menutup Tahun 2019 dengan capaian kinerja yang membanggakan. Kinerja tersebut telah dinilai dari peringkat yang berhasil disabet UNY, dimana kampus yang berpusat di Karangmalang menduduki peringkat dua versi 4ICU, peringkat tujuh versi WCU, peringkat 16 versi Webometric dan Kemristekdikti, dan peringkat 19 versi Greenmetric.

Peringkat unggul juga dapat ditilik di tingkat Internasional. Dimana UNY telah merangsek dalam peringkat 85 versi QS ASEAN, peringkat 301+ dalam WCU, dan peringkat 401+ dalam QS Asia.

Masing-masing pemeringkatan tersebut memiliki basis penilaian yang berbeda. 4ICU misalnya, dimana UNY berada di posisi kedua setelah UGM, menilai kapasitas akademik sekaligus diseminasi informasi dan ilmu pengetahuan yang dilakukan universitas melalui media internet. Pemeringkatan QS menitikberatkan pada pengindeksan artikel jurnal yang ditulis. Sedangkan greenmetric menganalisis lahan terbuka hijau dan fasilitas ramah lingkungan yang tersedia di universitas.

Walaupun berbeda-beda, semua pencapaian tersebut bermuara pada satu hal: UNY bersungguh-sungguh menyegarkan posisi kampus di tengah percaturan global. Meski kerap diasosiasikan sebagai perguruan tinggi “pencetak guru”, UNY juga dinamis menyongsong jagat luar negeri secara dinamis. Keterbukaan kerja sama dalam pelbagai bidang menjadi titik pijak Sutrisna Wibawa, Rektor UNY. Membangun relasi, selain dilakukan di atas kertas, oleh Sutrisna diwujudkan secara milenial. Ia memanfaatkan segenap potensi media sosial, termasuk YouTube, sebagai bahan desiminasi, baik lokal, nasional, regional, maupun internasional.

“Kampus kelas dunia harus menyesuaikan semangat Revolusi Industri 4.0. dan Society 5.0.,” tegas Sutrisna.

Semangat Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 tersebut kemudian diterjemahkan lewat dua hal: memajukan Tridharma Pendidikan Tinggi sepanjang tahun 2019 lewat catatan kinerja yang membanggakan, dan menetapkan target ambisius namun tetap realistis di tahun depan.

TINGKATKAN PENGAJARAN, PENELITIAN, DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Sepanjang tahun 2019, UNY telah berhasil meningkatkan tridharma Pendidikan tinggi di segala lini.

Untuk meningkatkan Bidang Pengajaran, UNY telah mencetak 14 guru besar baru. 11 guru besar yang sudah dilantik diantaranya adalah: Saefur Rahmat (Sejarah Indonesia), Sunarto (Program Komunikasi), Setyabudi Indartono (Manajemen Sumber Daya Manusia), Farozin (Bimbingan dan Konseling), Samsul Hadi (Pembelajaran Kejuruan), Lantip Dian Prasojo (Manajemen Pendidikan), Suyanta (Kimia Analitik), Moch. Bruri Triyono (Pembelajaran Vokasi), Hari Sutrisno (Kimia Anorganik), Sutarto (Kurikulum Pendidikan Vokasi), dan Mukminan (Teknologi Pembelajaran Geografi).

Dengan tambahan guru besar tersebut, UNY sepanjang sejarahnya telah menelurkan 147 guru besar. Bidang ilmu mereka yang tersebar dalam banyak bidang juga membuktikan bahwa UNY memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada banyak sendi kehidupan di masyarakat.

369 tenaga pendidik UNY, atau sejumlah 34,5%, kini juga telah bergelar doktor. Ditambah dengan ratusan lagi dosen lain yang sedang menjalani studi S3 dan akan menuntaskan studinya dalam beberapa tahun kedepan, UNY optimis meningkatkan kualitas pengajaran di kampus secara berkelanjutan. Terlebih lagi, UNY juga meningkatkan pembelajaran dengan fasilitas e-learning secara signifikan. Saat ini, UNY sudah punya 1.109 modul pembelajaran online yang bisa diakses mahasiswa kapan saja.

“Kedepan kami juga akan terus dorong, sampai 10 bahkan 15 persen dosen bergelar professor, dan 50-60% doktor dalam empat tahun (staff with a PhD). Target sementara tahun 2020, 8% professor. Artinya tahun depan kami menargetkan akan tambah 10 guru besar lagi,” ungkap Sutrisna.

Meningkatnya Kualitas Pengajaran juga terbukti pada meroketnya IPK lulusan, akreditasi program studi, dan menurunnya masa studi lulusan. Per tahun 2019, rata-rata mahasiswa S1 UNY lulus dengan IPK 3,49 dan masa studi 4,56 tahun. 71 program studi UNY juga telah terakreditasi A, dengan 32 lainnya terakreditasi B dan delapan lainnya merupakan program studi baru yang masih dalam proses akreditasi.

“Artinya, hampir setengah atau lebih dari 40% anak UNY, lulus dengan predikat cumlaude,” ungkap Sutrisna.

Dari segi penelitian, komitmen UNY mewujudkan Tridharma terbukti dari meningkatnya jumlah hak kekayaan intelektual dan jurnal terindeks. Total pada 2019, UNY memiliki 10 paten, 430 hak cipta, dan 3 desain industri. 40 jurnal yang diterbitkan UNY dan banyak ditulis oleh civitas, juga secara berkelanjutan berhasil mendiseminasikan ilmu, karya, serta pemikiran terbaik untuk kemajuan dunia Pendidikan.

Salah satu jurnal UNY, Jurnal Cakrawala Pendidikan, bahkan berhasil menyabet Peringkat I dari SINTA Award yang digelar Kemristekdikti. Jurnal Cakrawala Pendidikan juga telah terindeks SCOPUS, sebuah pengindeksan internasional, sejak tahun 2018.

Artinya, jurnal UNY merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia. Capaian ini menunjukkan komitmen UNY dalam mengembangkan dunia Pendidikan tak hanya berhenti di ruang- ruang kelas. Tapi juga mempublikasikannya agar bermanfaat untuk seluas-luasnya masyarakat.

Pengembangan kemahasiswaan dan sarana prasarana juga tak kalah pesat. Ada 1.056 mahasiswa berprestasi pada tahun 2019 dengan 132 diantaranya meraih penghargaan di tingkat internasional. 210 mahasiswa juga mendirikan startup dan berwirausaha.

Secara sarana prasarana, aspek keuangan dan aspek operasional UNY juga maju pesat. Ditargetkan sebesar 235 M, pendapatan UNY justru tercatat sebesar 305 miliar. Operasional UNY juga didukung dengan sistem informasi dan layanan akademik berbasis IT. Mulai dari E-Laporan, Arsip Digital, Sistem Yudiwis, Early Warning System, dan Laporan PD-Dikti yang semuanya memadukan data dan pelayanan kepada mahasiswa dengan sistem digitalnya. Hanya menggunakan laptop ataupun handphone

Dalam segi Pengabdian Kepada Masyarakat, UNY pada tahun 2019 kucurkan beasiswa bidikmisi pada 6.138 mahasiswa. UNY juga punya kuota afirmasi untuk anak dari Papua dan daerah 3T, dimana pada 2019 ini menerima total 41 anak. Melalui program tersebut, UNY ingin Pendidikan diakses seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

“Ini sesuai dengan semangat mencerdaskan kehidupan bangsa,” tukas Sutrisna.

MENUJU KELAS DUNIA

Capaian tinggi tak membuat UNY berpuas diri. Di tahun 2020, UNY menargetkan diri merangsek di peringkat 70 versi QS ASEAN, peringkat 451 Asia, dan peringkat 801 dunia. Menyalip 15 peringkat dibanding tahun 2019.

Untuk itu, ada empat arah kebijakan yang menjadi fokus UNY: menjadi rujukan mutu Pendidikan, menumbuhkan kreatifitas dan inovasi, meningkatkan daya saing mahasiswa, dan meningkatkan repurtasi akademik. Fokus itu akan diterjemahkan dalam program-program konkrit. Seperti meningkatkan jumlah guru besar, doktor, meningkatkan layanan berbasis IT di kampus, hingga mempublikasikan lebih banyak lagi karya jurnal.

Pembangunan Sekolah Vokasi di Gunungkidul juga akan menjadi prioritas UNY seiring permintaan sekaligus hibah tanah seluas 4,8 hektar dari Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Pada 2020, kampus akan dibangun dan langsung membuka pendaftaran pada Bulan Juli. Ada delapan prodi yang akan dibuka oleh UNY, diantaranya: Pengelolaan Usaha Rekreasi, Logistik Perdagangan Internasional, Bisnis Kreatif, Bisnis Digital, Tata Boga, Tata Busana, Akuntansi, dan Teknik Informatika

Sekolah Vokasi ini didirikan mengacu dengan prioritas Pemerintah dalam mengembangkan pendidikan yang link and match dengan dunia industri, sehingga menerapkan sistem multi entry multi exit.  Melalui sistem ini, mahasiswa bisa memilih hendak menjalani kuliah dalam jenjang D1/D2/D3/D4, sesuai kebutuhan masing-masing. Pembangunan Kampus Gunungkidul rencananya akan dimulai pada Januari 2020.

“Melalui program dan komitmen untuk terus berinovasi, kami berharap apa yang akan dikerjakan di tahun 2020 berkontribusi untuk target jangka panjang sesuai visi misi UNY: menjadi universitas kependidikan berkelas dunia di tahun 2025!,” tegas Sutrisna. (Ilham Dary A)