Tim mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Pendidikan IPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil lolos dalam Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) dengan proyek berjudul ‘Gerakan Desa Zero Waste: Implementasi Rumah Sampah Digital sebagai Optimalisasi Pengelolaan Sampah Bernilai Ekonomis di Desa Potorono’. Program ini bertujuan untuk mengatasi masalah klasik sampah yang hingga kini masih menjadi tantangan besar.
Ketua tim, Ananda Dyah Khairunnisa, menyatakan bahwa meskipun sudah ada pengelolaan sampah di desa tersebut, banyak masyarakat yang mengeluhkan bahwa metode pendataan yang digunakan masih konvensional dan kurang efektif. Melalui pengembangan aplikasi dan website "Rumah Sampah Digital," tim berharap dapat membantu masyarakat dalam mendata dan memantau pengelolaan sampah secara real-time."Motivasi kami mengikuti P2MW adalah untuk memberikan kontribusi nyata sekaligus meraih kesempatan di ajang bergengsi ini. Setiap organisasi mahasiswa di UNY diwajibkan untuk mengajukan proposal proyek, dan kami sangat bersemangat untuk menjadi tim yang lolos pendanaan," ujar Dyah, mahasiswi angkatan 2022.
Pelaksanaan program ini dimulai dari bulan Juli hingga Oktober, dengan seleksi awal yang berlangsung sejak Februari hingga Maret. Program ini akan dilaksanakan di Desa Potorono, Bantul, yang merupakan wilayah dengan permasalahan sampah yang cukup serius. Dyah mengungkapkan bahwa tantangan utama yang dihadapi tim adalah memperkenalkan program baru ini kepada masyarakat, sehingga diperlukan waktu untuk membangun kepercayaan dan penerimaan dari mereka. "Dengan adanya program ini, kami berharap masyarakat lebih sadar dalam mengelola sampah, terutama dalam memisahkan jenis-jenis sampah. Aplikasi dan website yang kami kembangkan diharapkan bisa membantu mereka mendata dan melihat perkembangan pengelolaan sampah dengan lebih mudah," jelas Dyah. Selain itu, Dyah juga menekankan pentingnya dukungan dari universitas yang telah memberikan pendampingan intensif sejak awal seleksi. Dosen pendamping turut berperan aktif dalam mengontrol progres program, baik melalui grup media sosial maupun pertemuan virtual. Dukungan ini sangat membantu tim dalam mengembangkan program tersebut.
Kedepan, tim berharap program Rumah Sampah Digital dapat berkelanjutan dan melibatkan berbagai stakeholder untuk memastikan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat sekitar. "Keberlanjutan program menunjukkan bahwa program yang kami kembangkan benar-benar berguna bagi masyarakat. Kami berharap dapat melibatkan lebih banyak pihak untuk mendukung gerakan Desa Zero Waste ini," tambah Dyah. Dengan semangat dan dedikasi tinggi, tim mahasiswa UNY ini optimis dapat membawa perubahan positif dalam pengelolaan sampah di Desa Potorono dan menjadikan desa tersebut sebagai model bagi daerah lain dalam gerakan zero waste.