Musik keroncong merupakan musik tradisional tanah air dan sudah begitu popular di masyarakat Indonesia. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), musik keroncong merupakan musik yang berasal dari bangsa Portugis yang dibawa ke Indonesia pada tahun 1661. Musik keroncong lahir dari perpaduan antara budaya bangsa barat dan timur. Dalam ciri khas penyajiannya, musik keroncong menggunakan instrument seperti cak dan cuk (ukulele), gitar, flute, biola, selo, dan kontrabas.
Meskipun keroncong termasuk dalam musik tradisional, namun, tak sedikit juga kawula muda yang menyukai dan tertarik pada musik keroncong. Nugrohoaji Nurwicaksono salah satunya, mahasiswa Pendidikan Bahasa Daerah angkatan 2021 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini berhasil meraih tempat ketiga dalam ajang perlombaan Pekan Seni Mahasiswa Daerah (PEKSIMIDA) 2024, cabang lomba menyanyi keroncong perorangan.
Nugroho mengaku, sebelumnya ia tidak pernah memiliki pengalaman dalam menyanyi keroncong. Ia suka menyanyi hanya sebatas untuk menyalurkan hobi saja. Terjunnya ia ke musik keroncong baru dimulai saat ia dipercaya untuk mengikuti lomba PEKSIMIDA yang bertempat di ISI Yogyakarta pada 4 Juli 2024. Proses latihan yang ia lakukan untuk PEKSIMIDA hanya 1 – 2 minggu saja dengan didampingi oleh pembimbing sebanyak 3 kali pertemuan, dan diperkuat dengan latihan secara secara mandiri.
Dalam lomba tersebut terdapat dua lagu yang ia bawakan, terdiri atas 1 lagu wajib dan 1 lagu keroncong bebas. Lagu wajib yang dibawakan berjudul Seperti Nyala Api Karya Budiman BJ, sedangkan lagu keroncong pilihannya yaitu stambul Janjiku . Lagu Seperti Nyala Api berisi histori Bangsa Indonesia yang dahulu dijajah, lalu perlahan menemukan ‘setitik cahaya’ atau harapan menuju masa depan yang terang. Setitik cahaya harapan itu diibaratkan seperti nyala api yang membakar semangat masyarakat Indonesia. Tak jauh berbeda, lagu stambul Janjiku juga berisi mengenai tekad pengabdian masyarakat kepada negara Indonesia. Menurut Nugroho, terdapat beberapa fokus penilaian dalam lomba ini, diantaranya ialah teknik vokal dan pembawaan atau penghayatan saat bernyanyi.
Meskipun belum lama mengenal keroncong, Nugroho merasa begitu tertarik pada musik tradisional Indonesia ini. Menurutnya keroncong memiliki teknik menyanyi yang unik, beda adengan aliran lagu yang lain. Di dalam lagu keroncong, ada yang namanya teknik nggandul. Teknik inilah yang menjadikan lagu keroncong memiliki cara bernyanyi yang justru tidak boleh dinyanyikan tepat pada tempo. Berbeda dengan lagu lain yang biasanya dinyanyikan sesuai ketukan tempo.
Hal lain yang menarik perhatian Nugroho mengenai musik keroncong ini adalah karena peminat atau komunitas keroncong mungkin tidak sebanyak komunitas musik pop lain. Namun, hal ini justru membuat anggota komunitas musik keroncong akan lebih solid. Ia juga berpesan kepada anak muda untuk mulai mencoba mendengarkan musik keroncong. Mungkin banyak orang yang beranggapan bahwa musik keroncong adalah musik yang membuat orang ngantuk, tapi, sebenarnya keroncong juga bisa dinikmati.