Jalin Kerja Sama Dengan MGMP Bahasa Indonesia MTs Bantul, Sasindo FBSB UNY Kenalkan Kebhinekaan Lewat Cerpen

Foto bersama

Lima dosen Sastra Indonesia (Sasindo) Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya (FBSB) UNY yaitu Suminto A. Sayuti, Wiyatmi, Else Liliani, Kusmarwanti, dan Muhammad Rasyid Ridho melangsungkan Program Pengabdian Masyarakat (PPM) kepada guru Bahasa Indonesia MTs/MTsN di Kabupaten Bantul. Kegiatan yang mengusung tema ‘Pelatihan Menulis Cerpen Berwawasan Kebhinekaan’ tersebut berlangsung di MTs Negeri 4 Bantul pada Selasa (23/07/2024). Pelatihan ini diikuti oleh 59 guru Bahasa Indonesia MTs/MTsN di wilayah Bantul.

Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul, Ahmad Musyadad turut hadir dalam kegiatan ini. Dalam sambutannya, Musyadad memberikan apresiasi tinggi kepada Tim PPM Sasindo FBSB UNY yang telah menggandeng guru-guru madrasah tsanawiyah di wilayahnya. Menurut keterangan Musyadad, kegiatan seperti ini dapat mempererat kerja sama antara Kankemenag Kabupaten Bantul dengan UNY. Selain itu, kegiatan ini sejalan dengan program prioritas Bidang Dikmad Kanwil Kemenag DIY, yaitu pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) secara mandiri.

Sementara itu, Else Liliani, Ketua Tim PPM, menilai bahwa dewasa ini, kemajemukan terkadang disikapi dengan sesuatu yang tidak bijak. Artinya, perbedaan terkadang membuat seseorang berjarak. Padahal, secara fitrah, manusia memang berbeda. Else juga menilai bahwa guru berpeluang besar untuk menyebarluaskan pemikiran tentang kemajemukan dan kebhinekaan melalui karya sastra. “Kami berharap, guru-guru di Bantul ini dapat mengajarkan nilai-nilai kemajemukan kepada peserta didik melalui karya sastra, khususnya cerpen,” tegas Else.

Dipandu oleh guru MTsN 9 Bantul Andrian Eka Saputra, peserta pelatihan dengan antusias menyimak paparan dari Guru Besar FBSB UNY, Suminto A. Sayuti. Dengan gaya khasnya yang santai, Suminto mengibaratkan kebhinekaan dengan peyek Mbok Tumpuk dan peyek jingking Pundong. Meski sama-sama peyek, keduanya tetap berbeda.“Peyek Mbok Tumpuk tidak bisa diukur dengan peyek jingking Pundong, keduanya berbeda, tetapi sama enaknya” kata Suminto.

Dalam kesempatan ini, Suminto menegaskan bahwa semua yang mengenal bahasa pasti bisa menulis. Oleh karena itu, guru Bahasa Indonesia harus percaya diri dalam menulis cerpen. Menurut Suminto, syarat menulis cerpen hanya ada tiga. “Syaratnya hanya tiga, yaitu menulis, menulis, dan menulis” tegas Suminto.

Penulis
Else Liliani
Editor
Dedy
Kategori Humas
IKU 3. Dosen Berkegiatan di Luar Kampus
IKU 5. Hasil Kerja Dosen Digunakan oleh Masyarakat