Untuk mengurangi penggunaan kantong plastik, sekelompok mahasiswa UNY menggagas pembuatan totebag ramah lingkungan yang dilengkapi penghangat pada strap bahu untuk mengurangi pegal dan nyeri penggunanya. Mereka adalah Novita Dewi Sulistyowati dan Irma Ayu Azzahra (Pendidikan Teknik Busana), Azizah Salmaa Zuhairoh dan Nabila Ayu Kharisma (Pendidikan Kimia) serta Prima Nanda Azzahro (Pendidikan Akuntansi).
Menurut Novita Dewi Sulistyowati totebag merupakan salah satu solusi ramah lingkungan karena dapat digunakan berulang kali dibandingkan dengan kantong plastik dan dianggap lebih simpel dan fashionable dibandingkan dengan menggunakan tas punggung. Namun tak jarang totebag digunakan untuk membawa beban yang berat. Penggunaan totebag dengan beban yang terlalu berat dapat menimbulkan efek samping pada pemakainya, seperti pegal-pegal hingga nyeri pada bagian bahu. “Paadbag merupakan inovasi totebag yang dilengkapi gel penghangat pada bagian strap bahu totebag. Gel penghangat tersebut berguna untuk meredakan pegal-pegal dan nyeri pada bagian bahu pemakai” katanya, Kamis (18/7). Paadbag didesain dapat diubah menjadi dua ukuran. Ukuran kecil 40 cm x 30 cm dan ukuran besar 60 cm x 40 cm. Dengan dua ukuran dalam satu totebag memungkinkan pengguna dapat mengubah ukuran tas menjadi dua ukuran, hal ini menjadikan Paadbag lebih bermanfaat.
Azizah Salmaa Zuhairoh menambahkan bahwa mereka menggunakan natrium asetat trihidrat sebagai bahan dasar pembuatan kantong handwarmer yang ramah lingkungan, terjangkau, dan dapat didaur ulang. “Kantong ini dapat menghasilkan panas sekitar suhu 53°-56°C selama 30-85 menit. Bahan ini memiliki ketersediaan yang melimpah karena banyak dijual di marketplace dan toko bahan kimia dengan harga yang terjangkau” ujar Azizah. Di sisi lain, kantongnya dapat diaplikasikan sebagai kompres hangat karena panas yang dihasilkannya, dimana kompres hangat dapat dimanfaatkan sebagai salah satu terapi non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri.
Irma Ayu Azzahra menjelaskan bahan yang digunakan dalam pembuatan produk ini yaitu natrium asetat, air, stainless steel, kain canvas, ritsleting jaket, ritsleting, kancing tindis, ring kotak, ring D, pengait, benang, label, dan kertas pola. Alat yang digunakan adalah clear vinyl, sealer, panci, pengaduk, kompor gas, gunting, mesin jahit, jarum pentul, gunting kain, gunting benang, pendedel, setrika, dan alat tulis kantor. “Cara membuatnya dibagi menjadi tiga termin yaitu pembuatan kantong gel penghangat reusable, pembuatan gel penghangat reusable dan pembuatan totebag” papar Irma.
Pembuatan kantong gel, clear vinyl dipotong dan dibentuk menyerupai kantong dengan ukuran 7x20cm, lalu dua lembar clear vinyl direkatkan dengan sealer. Pembuatan gel penghangat, tuangkan air dalam panci lalu dipanaskan. Tambahkan natrium asetat dan aduk hingga larut dan larutan menjadi jenuh. Kemudian tuang dalam kantong dan masukkan dalam stainless steel.
Pembuatan totebag, buat pola sesuai desain Paadbag lalu potong. Jahit bagian depan totebag lalu pasang kancing tindis pada masing-masing saku serta jahit label pada saku. Pasang ring kotak pada bagian depan lalu pasang ring D pada bagian samping totebag. Jahit bagian ritsleting yang akan digunakan sebagai pengatur ukuran tas lalu jahit sekeliling totebag dengan menggabungkan seluruh komponen. Pasang kancing tindis pada bagian utama totebag kemudian jahit wadah gel penghangat, pasang ritsleting dan kancing tindis. Strap totebag dijahitkan dan pasang pengait pada ujung strab. Paadbag siap digunakan.
Karya ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Belmawa Kemendikbudristek dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKMK tahun 2024.