Bebaskan Bau Badan Dengan Deodoran Spray Dari Daun Meniran

2
min read
A- A+
read

Deodoran spray meniran

Meniran (Phyllanthus Niruri L) merupakan tumbuhan liar yang sering diberantas. Tanaman ini banyak tumbuh subur di kawasan yang lembab seperti hutan, ladang, kebun-kebun maupun pekarangan halaman rumah. Tanaman ini sering diabaikan oleh orang-orang padahal tanaman ini memiliki banyak khasiat untuk kesehatan, khususnya pada bagian daun meniran. Oleh karenanya sekelompok mahasiswa UNY mengubah daun meniran menjadi deodoran spray. Mereka adalah Meisya Andin Batavia, Aditya Bayu Wirawan dan Evania Zahra Fredlina Anindya dari prodi Manajemen serta Anita Ayu Saputri dan Friska Septiana Tripuka dari prodi Kimia.

Menurut Meisya Andin Batavia bagian daun meniran memiliki kandungan antibakteri paling banyak dibanding bagian tanaman lainnya. “Kandungan senyawa yang dimiliki oleh meniran antara lain saponin, tannin, triterpenoid, alkaloid, dan flavonoid” ujar Meisya, Rabu (12/6). Kandungan yang terkandung dalam ekstrak daun meniran dapat dijadikan sebagai penghambat bakteri Staphylococcus Aureus. Bakteri tersebut merupakan salah satu bakteri yang dapat bereaksi dengan keringat dan menyebabkan bau badan.

Aditya Bayu Wirawan menambahkan bahwa bau badan merupakan masalah yang sering dialami oleh banyak orang hhususnya bagi orang yang memiliki tingkat aktivitas tinggi serta selalu berkegiatan di luar ruangan. Masalah bau badan ini tidak hanya mengganggu kenyamanan dalam aktivitas saja, tetapi dapat mengganggu tingkat kepercayaan diri seseorang. Hal ini juga berlaku bagi orang yang tinggal di daerah yang memiliki suhu tinggi dan lembab. “Oleh karenanya kami buat produk deodoran spray herbal yang membunuh bakteri penyebab bau badan serta memberikan aroma wangi pada ketiak yang dinamai Meneera” katanya. Produk ini menggunakan kemasan berbentuk botol berukuran 50 ml agar memudahkan konsumen membawa produk bepergian. Deodoran spray Meneera memiliki keunggulan lebih cepat menyerap, menjaga kelembaban kulit ketiak dengan penggunaan secara rutin serta wewangian yang menyegarkan kulit.

Dikatakan Anita Ayu Saputri bahwa alat yang diperlukan untuk membuat deodorant ini adalah baskom, blender, ayakan, oven, timbangan digital, pengaduk, evaporator, pH meter, gelas ukur tabung, gelas ukur besar, dan erlenmeyer. “Bahan yang digunakan adalah daun meniran, aquadest, etanol 96%, pewangi, gliserin, dan propilen glikol” papar Anita. Cara membuatnya terbagi menjadi dua tahap yaitu pembuatan ekstrak daun meniran dan pembuatan deodorant spraynya.

Pembuatan ekstrak daun meniran, pertama kali daun meniran dicuci dengan air kemudian dikeringkan menggunakan oven. Setelah dikeringkan, daun diblender tanpa menggunakan air sampai halus menjadi serbuk simplisia. Serbuk simplisia yang diperoleh kemudian diayak dengan mesh no. 40 lalu diekstraksi menggunakan metode maserasi dan remaserasi selama 5 hari dengan pelarut etanol 96%. Filtrat yang diperoleh kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 50 derajat Celcius hingga diperoleh ekstrak kental kemudian dihitung hasil rendemen ekstraknya. Sedangkan pembuatan deodorant spray, larutkan ekstrak daun meniran dengan aquades. Tambahkan propilen glikol dan aduk perlahan hingga homogen. Lalu tambahkan ditambahkan sedikit demi sedikit gliserin dan diaduk hingga homogen. Tambahkan pewangi lalu diaduk hingga homogen. Selanjutnya semua bahan yang sudah dimasukan dan sudah diaduk secara homogen dimasukkan ke dalam botol spray yang sudah disterilkan.

Produk yang terbentuk berupa larutan deodoran dimasukkan dalam kemasan botol plastik semprot berukuran 50 ml dengan presisi untuk memastikan ketepatan jumlah.  Botol yang digunakan telah disterilisasi dengan air panas sebelum diisikan formula deodoran. Botol kemudian ditutup dengan penutup yang rapat untuk menghindari kontaminasi. Proses pengemasan dilakukan dengan menerapkan standar higienitas dengan penggunaan alat pelindung diri yang bebas kontaminan.

Karya ini berhasil mendapatkan pendanaan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKMK tahun 2024.

Penulis
Dedy
Editor
Sudaryono
Kategori Humas
IKU 2. Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus