UNY mengadakan Workshop Penguatan Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) sebagai implementasi perjanjian kerja sama (Memorandum of Understanding) dengan UNESCO TEC pada November 2023. Workshop digelar di Hotel UNY, Senin (1/4). Mewakili Rektor, kegiatan dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UNY Prof. Soni Nopembri yang mengatakan bahwa UNY menjadi host workshop ini dengan harapan bisa menghasilkan mentor-mentor mumpuni yang bisa mengembangkan STEM di Indonesia. “Akan ada 10 peserta terbaik yang dikirim ke Shanghai untuk belajar STEM lebih lanjut” papar Soni Nopembri.
Menurut salah satu narasumber, Project Leader for South Asia Teacher Education Center Assoc. Prof. Zhu Xiaohu mengetengahkan pentingnya PISA dalam asesmen Pendidikan. Programme for International Student Assessment (PISA) yang diinisiasi oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) adalah suatu studi untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti oleh lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Setiap 3 tahun, murid-murid berusia 15 tahun dari sekolah-sekolah yang dipilih secara acak, menempuh tes dalam mata pelajaran utama yaitu membaca, matematika dan sains. Tes ini bersifat diagnostik yang digunakan untuk memberikan informasi yang berguna untuk perbaikan sistem pendidikan. Indonesia telah berpartisipasi dalam studi PISA mulai tahun 2000. Selain itu tidak kalah penting adalah The Teaching and Learning International Survey (TALIS) yang menanyakan kepada guru dan pimpinan sekolah tentang kondisi kerja dan lingkungan belajar di sekolah mereka untuk membantu negara-negara menghadapi beragam tantangan. Pembicara lainnya Director of UNESCO TEC Prof. Zhang Minxuan, Ph.D., Deputy Director of Teacher Education Centre under the Auspices of UNESCO Prof. Hu Guoyong, Ph.D. dan Advanced Project Manager UNESCO TEC Prof. Bo Ning, Ph.D.
Kegiatan Workshop Penguatan Science, Technology, Engineering, and Mathematics ini sebagai tindaklanjut implementasi kerja sama dengan tema diskusi pelaksanaan STEM di China dan Indonesia, Diskusi Pendidikan Guru STEM, Review dan Kepemimpinan STEM serta diskusi kolaborasi masa depan antara UNY dan UNESCO TEC. UNY juga akan bekerja sama dengan Dirjen GTK untuk upskilling guru di Indonesia dalam rangka peningkatan peringkat PISA. Workshop yang berlangsung selama 2 hari tersebut diikuti oleh lebih dari 60 dosen dari semua fakultas di UNY dan mengundang lebih dari 20 guru SMA dan SMK sebagai sekolah mitra.
Sebagai sebuah tren yang sedang digalakkan dalam dunia pendidikan, STEM menjadi suatu pendekatan dalam mengatasi permasalahan di dunia nyata dengan menuntun pola pikir siswa layaknya insinyur dan ilmuwan berpikir. Melalui STEM ini, siswa dituntun menjadi pemecah masalah, penemu, innovator, membangun kemandirian, berpikir logis, melek teknologi, dan mampu menghubungkan pendidikan STEM dengan dunia kerjanya. Pendidikan STEM menerapkan pembelajaran berbasis pemecahan masalah yang sengaja menempatkan penyelidikan ilmiah dan penerapan matematika dalam konteks merancang teknologi sebagai bentuk pemecahan masalah. Penyelidikan ilmiah jarang terjadi dalam pendidikan teknologi dan kegiatan mendesain teknologi jarang terjadi di kelas sains. Tetapi di dalam kehidupan sehari-hari, desain dan penyelidikan ilmiah secara rutin diaplikasikan secara bersamaan sebagai teknis solusi untuk masalah dunia nyata.