Universitas Negeri Yogyakarta sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik di Indonesia serius menghasilkan alumni-alumni yang unggul. Sesuai dengan Visi UNY untuk menjadi universitas yang unggul, kreatif, inovatif berlandaskan Ketaqwaan kemandirian dan kecendekiaan, UNY bertekad mempersiapkan lulusan pembuka lapangan kerja di masyarakat dengan membangun jiwa enterpreneurship mahasiswa dalam kuliah umum di Auditorium, 24 Januari 2018 dengan menghadirkan narasumber Dr. Dwi Purnomo (Akademisi) dan Ikhsan Badruzzaman, SE (Enterpreneur muda).
Acara Studium General Enterpreneur tersebut diikuti dengan antusias 1101 mahasiswa dari seluruh fakultas. Ketua Panitia Acara Dr. Suswanto,M.Pd dalam laporannya menegaskan bahwa kegiatan tersebut sebagai upaya untuk mengurangi tingkat kesenjangan antara angkatan kerja dan peluang kerja. Sehingga mahasiswa lulusan UNY diharapkan nanti menjadi pembuka lowongan kerja di masyarakat. “Jika semua angkatan hanya menunggu lowongan, kita semua hanya akan jadi penunggu selamanya. Jadi harus menciptakan lowongan pekerjaan,”tegasnya.
Hal senada diungkapkan Prof. Dr. Margono, M.Hum, MA, bahwa acara tersebut sungguh sangat baik dan relevan dengan visi-misi kampus. Wakil Rektor tersebut menegaskan masalah kemiskinan dan pengangguran akibat dari ketidakmampua atau kekurangmampuan (lack of competence) dan keterampilan untuk bekerja dan mencari nafkah. sehingga program pendidikan kecakapan hidup (lifeskill education) khususnya penciptaan wirausahaa adalah salah satu strategi pengentasan kemiskinan.
“UNY sebagai Perguruan Tinggi yang berada di kluster 1 dengan peringkat 11 dituntut meningkatkan kompetensi tidak hanya akademik namun juga kompetensi kewirausahaan,”tegasnya sembari membacakan pantun “Jalan-jalan ke negeri Swiss jangan lupa beli jamKalau anda ingin sukses, jadilah wirausahawan,”sebelum membuka secara resmi acara tersebut.
Pembicara pertama, Dr. Dwi Purnomo mengangkat tema “Optimalisasi Peran Mahasiswa dalam Menumbuhkan wirausaha muda.” Dosen Universitas Padjajaran tersebut menekankan pentingnya kemauan untuk berproses. Untuk merintis sebuah usaha baru setidaknya membutuhkan 3-4 tahun.
“Untuk menjadi wirausahawan sukses tidak mesti haru berbasis digital tapi harus menang di era digital. Maka harus berani berproses dan perlu berlatih ketekunan, pengembangan kapasitas dan kreatfitas,”tegasnya dalam pemaparannya.
Ikhsan Badruz Zaman, SE yang merupakan salah satu pengusaha sukses juga alumni Fakultas Ekonomi tersebut menegaskan pentingnya untuk mengikuti perkembangan jaman dan khususnya revolusi industri. Founder SPD Speedometer yang produknya telah tersebar ke berbagai negara tersebut menegaskan pentingnya memanfaatkan era digital dengan kreatifitas dan inovasi.
Mahasiswa menurutnya harus bisa mengikuti dan perkembangan jaman. Jika tidak bisa menjadi inventor maka jadilah investor. Tambahnya lagi, mahasiswa juga perlu untuk jalan-jalan ke luar negeri dalam masa-masa sulit. Dengan begitu terbuka pikiran dan melatih kepekaan perubahan di negara-negara maju.
Acara yang dimoderatori Nur Indah Januari, MA tersebut berlangsung atraktif. Mahasiswa mengikuti acara begitu antusias sepanjang acara. Semoga Universitas Negeri Yogyakarta semakin jaya dan sukses menciptakan generasi unggul. (Toba Sastrawan Manik/JK)