Lansia adalah kelompok usia yang rentan terhadap berbagai penyakit dan masalah kesehatan. Oleh karena itu, hidup sehat menjadi sangat penting bagi lansia untuk memperpanjang umur dan meningkatkan kualitas hidup lansia. Menjaga kesehatan bagi lansia juga menjadi penting karena mereka memiliki peran penting dalam masyarakat sebagai tokoh-tokoh yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas. Para lansia juga dapat menjadi dan memberikan contoh dan inspirasi bagi generasi muda tentang pentingnya hidup sehat. Diantara masalah yang menjadikan lansia tidak tenang dan tentram dalam hidup ini di antaranya: pertama, kalau tidak sehat atau dalam keadaan sakit; kedua, kalau lansia kurang rizki: ketiga, kalau rumah tangga lansia tidak rukun. Hal ini dikatakan staf edukatif FAI Universitas Ahmad Dahlan Dr. H. Waharjani dalam sarasehan kesehatan dan psikologi bagi purnakarya UNY di Gedung IDB Fakultas Ilmu Sosial Hukum dan Ilmu Politik (Fishipol) UNY, Kamis (16/6). Lebih lanjut Waharjani memaparkan betapa pentingnya hidup yang serba sehat bagi setiap orang. “Tanpa hidup yang sehat seseorang akan kehilangan berbagai kesempatan untuk mencapai kemajuan diri, sukses karier, dan kebahagiaan pribadi atau keluarga” katanya. Seseorang yang sakit-sakitan membuat seluruh keluarganya menderita dan tidak hanya dirinya sendiri. Tanpa kesehatan seseorang bahkan mungkin kehilangan gairahnya untuk hidup terus.
Pria kelahiran Yogyakarta, 28 Januari 1962 itu memaparkan kiat untuk selalu sehat yaitu setelah bangun dari tidur lalu berdoa, kemudian julurkan lidah (melet) 10 kali yang bertujuan untuk menjaga otak dari stroke, lalu jinjitkan kaki 8 kali sebelum ke kamar mandi dan aktivitas lainnya yang bertujuan untuk merangsang syaraf. Tidak lupa untuk mengkonsumsi makanan yang halal lagi baik. Waharjani juga memberikan input yang disingkat dengan CERDIK, yang merupakan kependekan dari Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rutin berolah raga, Diet dengan berpuasa sunnah, Istirahat cukup dan Kelola stress serta hindari marah. Menurut dosen bidang Psikologi Pendidikan Islam itu, pencegahan sakit dalam Islam dapat melakukan puasa sunnah, dengan pengobatan bekam, mengkonsumsi habbatus sauda dan madu secara rutin, berdzikir dan berdoa serta melakukan sholat tahajud, karena pada saat tahajud inilah tiga unsur darah menjadi normal.
Selain kesehatan, menurut Waharjani, lansia juga harus memperhatikan faktor kecukupan rizki, karena dengan kecukupan rizki dapat mendukung memperkokoh iman, dapat melaksanakan ajaran Islam dengan baik, dimulyakan dan dihormati orang lain sekaligus mampu menolong orang lain. Kiat meraih kecukupan rizki diantaranya rajin melakukan sholat dhuha, suka bersilaturahim dan suka bersedekah. Sedangkan untuk membina keluarga yang rukun hendaknya masing-masing anggota keluarga saling berkomunikasi dengan baik, meneladani perilaku nabi Muhammad Saw, sebagian cita-cita dan harapannya terwujud dan terpenuhinya kebutuhan hidup anggota keluarga.
Kegiatan dibuka oleh Direktur Umum Sumber Daya dan Hukum UNY Wisnu Sunarto. MM mewakili Rektor dan diikuti oleh lebih dari 150 orang purnakarya UNY. Ketua pelaksana kegiatan Sudjoko, MS mengatakan kegiatan ini merupakan rangkaian acara memperingati ulang tahun Ikapen yang ke-13, yang diawali dengan kegiatan senam, lalu Ikapen mencari bakat yang diikuti oleh anak usia TK dan SD, dan puncaknya pada sarasehan yang mengambil tema ‘Lansia Sehat Sejahtera Bahagia’ dengan narasumber Dr. Waharjani dari UAD Yogyakarta. Menurut Ketua Ikapen Dr. Sardiman Ikapen digagas oleh 18 orang purnakarya UNY. “Jumlah pensiunan UNY berjumlah 903 orang yang terdiri dari dosen 374 orang dan tendik 529 orang” katanya. Program kerja Ikapen juga banyak dan dibuat menyenangkan seperti rapat bulanan, rapat koordinasi, syawalan pensiunan, sarasehan dan tes kesehatan, senam, wisata rekreasi setahun sekali, bakti sosial, latihan karawitan dan anjangsana pada keluarga serta yang terbaru adalah Ikapen mencari bakat. Dalam kesempatan ini Direktur Umum Sumber Daya dan Hukum UNY berkenan menyerahkan piala dan piagam penghargaan pada para juara ajang Ikapen mencari bakat.
Penulis: Dedy
Editor: Sudaryono