Workshop Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sekolah

Penandatanganan MOU

Untuk mendukung kualitas pendidikan di Kabupaten Kulon Progo, Universitas Negeri Yogyakarta melalui bidang perencanaan dan kerjasama selenggarakan “Workshop Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sekolah dalam Rangka Implementasi Kurikulum Merdeka”.  Workshop diikuti oleh pengawas, para kepala sekolah mulai dari tingkat TK, SD, dan SMP swasta yang ada di Kulon Progo belum lama ini.  Acara dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Kulon Progo Arif Prastowo, M.Si. beserta jajarannya, tim UNY yang dipimpin langsung oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Prof. Siswantoyo dan dua narasumber dosen UNY, yakni Prof. Paidi dan Dr. Nelva Rolina.

Dalam sambutannya Arif Prastowo menyampaikan bahwa pendidikan di Kulon Progo saat ini masih tertinggal, untuk itu Kepala Dinas Pendidikan Kulon Progo mengajak pada guru dan kepala sekolah yang hadir untuk terus belajar, mempelajari platform implementasi kurikulum merdeka (IKM), membacanya secara berulang supaya memahami konten dan substansinya.  “Saya menyadari masih ada kegalauan di kalangan guru terkait implementasi kurikulum merdeka, namun apabila dipelajari maka akan dapat diimplementasikan” katanya.  Sementara itu Prof. Siswantoyo menyampaikan bahwa bidang PK dalam bekerja menggunakan dua jargon, yaitu untuk komunikasi dengan istilah tringo, ngaruhke, ngopeni, dan ngewangi. “Sedangkan untuk kolaborasi jaringan kerjasama: bersama kita bisa, bersatu kita maju, dan bermitra kita juara,” kata Siswantoyo.  Kegiatan yang saat ini berlangsung adalah wujud dari pelaksanaan jargon tersebut.

Dalam kesempatan ini Prof. Paidi memaparkan bahwa tuntutan pembelajaran abad 21 adalah belajar menggunakan teknologi, aplikasi, cotntoh nyata, pengalaman di dalam dan luar kelas serta belajar mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan serta life skills. Dalam Konsep merdeka belajar, sebelum aktivitas dan kemampuan dituntut untuk peserta didik, pertama-tama hendaknya dimulai dari pendidik (guru), dimulai dari membangun pola pikir dan kemudian kinerja. “Sementara itu pendidik dituntut mampu bekerja secara kolaboratif, berpikir kritis dan kreatif, serta mengomunikasikan kepada yang lain tentang ide dan masalah dalam berbagai disiplin ilmu” kata Paidi. Menurutnya Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang bertujuan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik. Sehingga tujuan kurukulum merdeka ini adalah untuk pemulihan kualitas pembelajaran pasca Pandemi Covid-19 yang berakibat terjadinya Learning Loss dan untuk mempercepat pembangunan kemampuan numerasi dan literasi siswa sekaligus mengenalkan pada Pancasila sebagai dasar negara. Sementara itu Nelva Rolina menyampaikan bahwa kurikulum merdeka di paud memiliki dua struktur kurikulum merdeka, yaitu pembelajaran intrakurikuler dan proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5). “Keduanya berupaya mewujudkan peserta didik (anak) yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai pancasila melalui metode project-based learning dengan bermain bermakna, yang berujung tombak dalam mewujudkan merdeka bermain, merdeka belajar” katanya.

Acara Workshop dilanjutkan dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara UNY dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kulon Progo.

Penulis : Ardi

Editor : Dedy