Mengapa Remaja Perlu Menulis Sastra?

Suminto A. Sayuti

Menulis bukan hanya merupakan aktivitas fisik yang didukung oleh beragam pengetahuan dan keterampilan. Keterampilan menulis merupakan sebuah anugerah  karena dengannya, kita dapat menerapi diri sendiri sekaligus memberikan pencerahan bagi manusia lainnya. Demikian yang disampaikan Naning Pranoto, M.A. dalam kegiatan Pelatihan Menulis Cerpen Bertema Budaya Lokal bagi Siswa SMA/SMK/MA Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Program Studi Sastra Indonesia (Jumat, 5/8). Pendapat senada disampaikan oleh Prof. Dr. Suminto A Sayuti yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut. Menurut Prof. Suminto, sastra adalah cara melepaskan diri dari segala kepenatan dan masalah, agar tetap menjadi pribadi yang sehat. Menulis adalah sarana untuk healing  sekaligus menangkap momen kehidupan dengan cara yang indah dan menyenangkan.

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Program Studi Sastra Indonesia FBS UNY ini diselenggarakan oleh tim pengabdi yang terdiri atas Prof. Dr. Suminto A Sayuti, Prof. Dr. Wiyatmi, M.Hum., Dr. Else Liliani, M.Hum., Kusmarwanti, M.Pd., M.A., dan M. Rasyid Ridlo, M.Pd. Kegiatan PPM ini dilaksanakan dengan model pendampingan. “Pada hari pertama (Jumat, 5/8) para peserta akan mengikuti paparan materi dari para narasumber. Pada hari kedua (Sabtu, 6/8), para peserta mengikuti brainstorming, diskusi mengenai kendala penulisan, dan mulai mengikuti kelas-kelas pendampingan yang akan diasuh oleh tim pengabdi dari prodi. Selanjutnya, selama dua minggu, para peserta akan mengikuti pendampingan secara daring, melalui berbagai platform. Di akhir pelatihan nanti, kami akan memilih cerpen terbaik dan memberikan piagam penghargaan serta hadiah bagi cerpen yang terpilih,” jelas Dr. Else Liliani.

Kegiatan pengabdian ini merupakan bentuk tegur sapa kampus dengan masyarakat, sekaligus bentuk transfer of knowledge. Menurut Prof. Dr. Wiyatmi, kegiatan menulis bagi siswa akan memberikan banyak manfaat, “Tidak hanya sebagai sarana berekspresi atau berperan dalam membantu berbagi pemikiran, menyelesaikan masalah di masyarakat. Menulis sastra bisa juga menjadi sebuah profesi yang dapat dimasuki oleh adik-adik pelajar.” Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 125 siswa  dari berbagai wilayah di Indonesia.  (else)