Indonesia sedang meniti jembatan emas menuju Indonesia emas yang dicanangkan 100 tahun setelah Indonesia merdeka. Fondasinya adalah pembukaan UUD 1945 yang menyatakan kemerdekaan Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur yang salah satu ciri utamanya adalah Indonesia tahun 2045 akan menjadi negara berkekuatan ekonomi terbesar kelima diantara negara-negara di dunia. Karena Indonsia memiliki potensi berupa sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah. Demikian dikatakan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD dalam seminar nasional DPP IKA UNY secara daring, Kamis (21/4). Lebih lanjut Mahfud MD menyatakan pada saat itu lulusan SLTA telah mencapai 70%, karena pada saat ini lebih banyak lulusan SD-nya. “Angka partisipasi perguruan tinggi mencapai 65%” katanya. Dengan perhitungan seperti ini Indonesia layak masuk dalam era emas, dan hal ini telah ditulis dalam rancangan presiden. Oleh karena itu kita harus mempersiapkan diri dengan memperkokoh kesatuan dan kedaulatan negara dalam menuju Indonesia emas, karena hal itu tidak akan tercapai apabila kita mengurus negara ini secara ugal-ugalan, melalui pembelahan ideologis atau meracuni kerukunan yang telah tercipta selama ini. Oleh karenanya mantan Ketua Mahkamah Konstitusi RI tersebut mengingatkan bahwa tugas kita semua adalah membuat barikade barisan yang kuat untuk maju ke Indonesia emas.
Sementara itu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Dr. (HC) Abdul Halim Iskandar mengatakan bahwa desa merupakan sumber identifikasi masalah dan sumber kemiskinan terbesar. “Pada masa pandemi jumlah kemiskinan ini meningkat, namun menurun pada September 2021. Jumlah kemiskinan di desa tetap lebih tinggi daripada di kota” katanya. Menurutnya dengan menggunakan brand pedesaan di Indonesia maka pembangunan pedesaan akan lebih cepat. UU Desa no 6 tahun 2014 tentang desa merupakan berkah bagi desa di Indonesia dan merupakan kebijakan progresif setelah reformasi. Alumni IKIP Yogyakarta tahun 1987 itu memaparkan bahwa untuk mencapai tujuan Indonesia yang maju berdaulat dan mandiri memerlukan percepatan kemajuan dan kemandirian desa berdasar pada karakter dan kepribadian desa serta lestarinya budaya di 74.960 desa seluruh Indonesia. Demi percepatan tersebut pembangunan desa perlu lebih fokus, detail, inklusif sesuai dengan kebutuhan warga desa berdasarkan data mikro desa. Seluruh perencanaan pembangunan desa telah berbasis data bahkan hingga data mikro. Hal ini makin mewujudkan pemakaian dana desa yang tepat sasaran dan tepat manfaat. Pria kelahiran Jombang 14 Juli 1962 itu menekankan bahwa SDGs desa bukanlah sebuah program proyek melainkan arah kebijakan pembangunan desa yang bisa dikerjakan siapapun dengan memanfaatkan segenap upaya di desa.
Seminar nasional bertema ‘Membangun Fondasi Masa Depan Indonesia’ dibuka oleh Rektor UNY Prof. Sumaryanto. Sekretaris DPP IKA UNY Dr. Sardiman mengatakan kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka dies natalis UNY ke-58 sebagai referensi pemecahan berbagai macam masalah bangsa dalam menuju Indonesia yang bersatu yang diikuti 350 peserta yang terdiri dari guru, dosen, mahasiswa dan pemerhati pendidikan. Ketua DPP IKA UNY Prof. Suyanto mengatakan tantangan pendidikan dan peradaban dunia tahun 2045 diantaranya dinamika dalam kehidupan yang cepat, sementara itu revolusi industri yang mengakibatkan disrupsi terjadi akibat perubahan fundamental pada tata kerja, pola kerja, interaksi dan produktivitas. “Rendahnya kemajuan teknologi disebabkan minimnya anggaran negara untuk riset” katanya. Selain itu juga karena rendahnya penguasaan Iptek atau minimnya kolaborasi antara pemerintah, industri, perguruan tinggi dan lembaga riset. Guru Besar Fakultas Ekonomi UNY tersebut mengatakan bahwa generasi 2045 perlu kompetensi dasar yaitu kompetensi spiritual, kewarganegaraan, literasi ilmu pengetahuan teknologi dan seni, dan kompetensi belajar. Sedangkan kompetensi terintegrasinya meliputi kompetensi untuk hidup, kehidupan dan penghidupan. Hal ini merupakan salah satu upaya UNY dalam agenda pembangunan berkelanjutan pada bidang pendidikan bermutu. (Dedy)