Mahasiswa UKMF Matriks Berdayakan Warga Dalam Mengolah Sampah Plastik

1
min read
A- A+
read

Anggota tim bersama para pemulung

Sampah menjadi salah satu masalah yang cukup krusial dewasa kini. Pada kota-kota besar bahkan kota-kota metropolitan sampah menjadi masalah utama yang hingga kini masih sulit untuk diselesaikan. Berdasarkan jenisnya sampah sendiri dibedakan menjadi 2 bagian yaitu sampah organik yang merupakan sampah yang dapat terurai dan terdekomposisi dengan bantuan mikro organisme dan sampah anorganik yang merupakan sampah yang tidak dapat terurai secara alamiah. Masalah sampah di perkotaan merupakan isu yang hingga kini masih dianggap sangat penting untuk dikaji tentang penyelesaiannya. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan suatu teknologi yang dapat membantu masyarakat dalam mengelola sampah khususnya sampah plastik agar dapat menjadi barang layak guna dan memiliki daya jual. Hal inilah yang menjadi pemikiran tim UKMF Matriks Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yang membuat program pembinaan dan pemberdayaan warga desa pemukiman sampah Caturtunggal dalam pengolahan sampah plastik menjadi barang layak guna bernilai ekonomis. Tim ini terdiri dari Ketua Hilal Fahrul Hamam dengan anggota Muhanmad Ikhsan Ardi H., Dira Tri Puspita, Andika Wicaksana, Jairus Asher Purdy, Hanif Nur Hidayat, Fitriana KusumawardaniPanji Tri Asmoro, Muhammad Imam N. H, Prayoga Farentya Zekha, Dimas Kurniawan, Sandra Austin, Dimas Ari Saputra, Nugroho Suryo Pambudi dan Hafidz Nur Ihsa A.

Menurut Hilal Fahrul Hamam mereka memilih Kledokan Caturtunggal karena sebagian besar masyarakat yang di daerah tersebut menjadi seorang pemulung sampah dan menjadikan ini sebagai mata pencaharian utama.Masalah yang dihadapi oleh masyarakat Kledokan adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah plastik dengan baik dan benar menjadi produk dan jasa kreatif yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi sehingga dapat mendongkrak perekonomian masyarakat” katanya. Selain itu, faktor pendidikan dan minimnya keahlian yang dikuasai membuat masyarakat tidak mempunyai inisiatif untuk membuat inovasi baru dalam pengolahan sampah plastik sehingga lebih menguntungkan daripada sebelumnya. Muhanmad Ikhsan Ardi menambahkan bahwa tim UKMF Matriks memberikan dua buah mesin pada warga Kledokan yaitu mesih pencacah dan mesin extruder. “Mesin extruder digunakan untuk melelehkan biji plastik sehingga dapat dijadikan produk gelas plastik, sedangkan mesin pencacah digunakan untuk membuat biji plastik dari botol plastik” kata Ikhsan.

Dira Tri Puspita mengatakan selain memberikan dua buah mesin, tim juga memberikan pelatihan pada warga tentang berbagai hal. “Selain pelatihan cara pengggunaan mesin juga diberikan pelatihan perawatan dan pemeliharan mesin “ kata Dira. Menurutnya dengan kegiatan ini akan dibangun kemitraan dengan Padukuhan Kledokan sekaligus akan dijadikan desa binaan BEM Fakultas Teknik UNY. Pelatihan lainnya meliputi sosialisasi cara  pengolahan sampah plastik dengan baik dan benar serta pemasaran produk hasil pengolahan sampah plastik.

Kegiatan ini mendapat dukungan dana dari Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. P2MD adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) atau Badan Eksekutif Mahasiswa. Tujuannya untuk menumbuhkan rasa peduli mahasiswa dan berkontribusi kepada masyarakat desa agar terbangun desa binaan yang aktif, mandiri, berwirausaha, dan sejahtera. Hal ini merupakan salah satu upaya UNY dalam agenda pembangunan berkelanjutan pada bidang pendidikan bermutu, kemitraan serta pengentasan kemiskinan. (Dedy)