MENJADI MUSLIMAH PRODUKTIF DI ERA NEW NORMAL

GMT (Great Muslimah Training)

“Muslimah yang produktif ialah muslimah yang terus berdakwah dalam kondisi apapun. Sesungguhnya berdakwah itu hukumnya wajib yakni sesuai dengan kemampuan. Nahdu du’at qablakulli syai’n yang berarti kita adalah dai dari sebelum segala sesuatunya.”

Demikian penuturan ustazah Floweria, S.IP., saat menyampaikan materi pada sesi pertama GMT (Great Muslimah Training) yang diselenggarakan oleh UKMF Himpunan Aktivitas Kajian Agama (HASKA) JMF Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, belum lama ini. Great Muslimah Training (GMT) merupakan agenda tahunan bidang kemuslimahan Haska yang dikhususkan untuk muslimah FMIPA UNY dan muslimah pada umumnya. Kegiatan yang diadakan secara virtual ini mengangkat tema Optimalisasi Peran Muslimah dalam Dakwah di Era New Normal. Narasumber  lainnya yaitu Rika Mayasari, S.E., C.PS., CT.BNSP., CF.NLP. Kegiatan tersebut diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan motivasi, semangat, pengetahuan, dan keterampilan pada muslimah agar dapat mengoptimalkan potensi diri dalam berdakwah di Era New Normal masa pandemi Covid-19.

Ustazah Flow menerangkan,bahwa, dalam berdakwah kita dapat menjadikan niat, ikhtiar, tawakal, dan doa sebagai amunisinya. “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung” (QS. Ali a‘Imran: 104).

Sementara itu, ustazah Rika memaparkan, menulis merupakan salah satu cara kita untuk berdakwah. Selain sebagai penyalur hobi, menulis memiliki manfaat lain seperti menjadi amal jariyah, mengubah nasib, menambah finasial, dan dapat membawa orang yang menciptakan tulisan tersebut mengelilingi dunia. Lalu, bagaimana agar kita dapat menjadi penulis yang produktif? Kita harus dapat menyeimbangkan sikap positif pada jiwa, hati, pikiran, dan raga.

Beliau juga mengatakan bahwa dalam berdakwah penting untuk menjadikan Allah sebagai nomor satu karena ketika Allah sudah menjadi yang utama maka tidak akan ada lagi yang dapat meresahkan hati.

“Jadilah orang yang beruntung di mata Allah bukan di mata manusia. Sesungguhnya Allah melihat derajat seseorang bukan dari banyaknya harta, kekuasaan, followers, maupun subscriber, tetapi Allah melihat derajat seseorang dari kebaikan mereka yang tidak diketahui oleh orang lain.” tambah ustazah Rika. (dian/nurul/witono)