“Pandemi Covid-19 yang merajalela mulai bulan Maret 2020, terutama di Indonesia, kita rasakan bersama, meluluh lantahkan berbagai sendi kehidupan, terutama ekonomi, sosio kultural, bahkan pendidikan. Biasanya kita laksanakan perkuliahan dengan tatap muka/luring antar dosen bersama mahasiswa, namun karena kita lebih mengutamakan keselamatan bagi semua pihak, maka segenap pimpinan UNY mengambil kebijakan untuk melaksanakan perkuliahan secara daring,” demikian dikatakan plt. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Prof. Dr. Margana, M.Hum., M.A. pada acara Focus Grup Discussion tentang Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kerja Sama Pendidikan S1 dan S2, yang diselenggarakan di Ruang Sidang Utama Rektorat, Rabu (11/11) secara daring maupun luring.
“Namun demikian, kami sangat komitmen untuk tidak mengurangi kualitas layanan kepada seluruh mahasiswa, termasuk mahasiswa kerjasama,” tambah Margana.
“Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Kepala Dinas dari Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bangka Belitung Belitung, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Kutai Barat yang telah mengirimkan putra-putri terbaiknya untuk dididik di Universitas Negeri Yogyakarta, untuk bersama-sama menjadikan lulusan yang luar biasa. Ke depan kami masih terbuka untuk menerima lulusan SMA dari daerah Bapak-Bapak untuk kami berikan kuota khusus tahun 2021, menjadi mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta dengan skema kerjasama”lanjut Margana.
Peserta kegiatan FGD dari delegasi mitra meliputi Kepala Dinas dan Pengelola Kerjasama dari Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bangka Belitung Belitung, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Kutai Barat, serta perwakilan mahasiswa yang dilaksanakan secara daring. Sedangkan hadir secara luring dari UNY plt Rektor, Para Wakil Rektor, Kepala Biro, Dekan, Staf Ahli Wakil Rektor, Kepala KLA, Staf Ahli Bidang Kemitraan Dalan Negeri, Para Kabag dan Kasubag, serta beberapa staf terkait bidang kerjasama.
Dr.rer.nat. Senam selaku Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama mengatakan, “Kegiatan ini bertujuan untuk memantau proses pelaksanaan kerja sama. Lebih jauh lagi, kegiatan tersebut dapat mendorong komunikasi yang baik antara UNY dengan mitra sehingga setiap kendala yang ditemui dapat disampaikan kepada mitra dan didiskusikan untuk memperoleh pemecahan masalah dari kendala tersebut. Melalui monitoring diharapkan tujuan pelaksanaan kerja sama dapat tercapai dan memberikan manfaat kepada para pihak.”
Karena pada masa Pandemi Covid-19, semua kegiatan harus dilaksanakan dengan memperhatikan dan melaksanakan protokol kesehatan yang diwajibkan. Demi menghindari kerumunan massa yang banyak, maka kegiatan ini dilaksanakan secara daring dan luring.
Mitra pemerintah daerah yang mengirimkan mahasiswa ke UNY, antara lain dari Provinsi Sumatera Selatan (Sejak 2010), Provinsi Bangka Belitung Belitung, (Sejak 2016), Kabupaten Bangka Tengah (sejak 2015), Kabupaten Karangasem (Sejak 2011), dan Kabupaten Kutai Barat (sejak 2019). Sedangkan bila dilihat sebaran jumlah mahasiswa yang dikirimkan 19 mahasiswa dari Provinsi Sumatera Selatan, 34 mahasiswa dari Provinsi Bangka Belitung, 9 mahasiswa dari Kabupaten Bangka Tengah, 13 mahasiswa dari Kabupaten Karangasem, dan 20 dari Kabupaten Kutai Barat.
Lebih lanjut, Senam mengatakan, “ Dari FGD ini dapat dirumuskan beberapa ruang lingkup kerja sama yang berpotensi dijajaki kedepan antara lain: pendampingan UMKM melalui Inkubator Bisnis UNY, pendampingan pengembangan BUMDesa untuk pemberdayaan masyarakat, kolaborasi penelitian bersama mitra UNY (Instansi pemerintah pusat/perusahaan/NGO) untuk pengembangan potensi desa, pendampingan pendirian SKO (Sekolah Kelas Olahraga).”
“Pembinaan olahraga prestasi (panahan, silat, atletik, bola voli pantai), pelaksanaan PPG Dalam Jabatan, peningkatan kompetensi guru SMA dan SMK berbasis kewirausahaan, peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah, peningkatan SDM melalui studi lanjut, penempatan PLP dan KKN terintegrasi di daerah mitra, dan pengembangan inovasi pembelajaran berbasis digital,” tambah Senam.
Disamping hal tersebut, Senam menambahkan menawarkan pendampingan masyarakat desa dalam pengembangan SDM, seperti beberapa kegiatan pendampingan buruh migran dengan ketrampilan khusus, desa wisata, pengelolaan dana desa, packaging produk lokal, pemasaran produk, dan pengelolaan perpustakaan desa. (sud)