UNY SIAP BERKOLABORASI DENGAN TIONGKOK DEMI KEMAJUAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

UNY SIAP BERKOLABORASI DENGAN TIONGKOK DEMI KEMAJUAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Sebagai salah satu wujud nyata implementasi kerja sama antara UNY dengan KBRI Beijing maka UNY siap menjadi bagian dari kegiatan yang diselenggarakan antara Ditjen Guru dan tenaga kependidikan (GTK) Kemdikbudristek dengan KBRI Beijing yang berjudul “Pembekalan Pelatihan kepemimpinan dari CLEC Kementrian Pendidikan RRT”. Diawali dengan koordinasi via zoom meeting pada Jumat (3/9) antara KBRI Beijing, Ditjen GTK, sekitar 40 Kepala Sekolah terpilih dari Tingkat PAUD hingga SLTA dan beberapa Universitas termasuk UNY.

Dalam Event besar ini, selain mengirimkan 5 peserta UNY juga ditunjuk sebagai host dan fasilitator. “ kami sangat bangga dan berjanji akan mengawal kegiatan ini dengan sungguh- sungguh dan mengirimkan tim teknis terbaik,” kata Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Kerja sama, Profesor Siswantoyo.

Praptono sebagai Ditjen GTK dalam sambutanya menegaskan Kepala Sekolah sebagai pemimpin harus bisa menjadi nahkoda dan teladan bagi sekolah yang dipimpinya. Dalam kesempatan ini Praptono juga berpesan bagi kepala sekolah yang terpilih wajib mengikuti kegiatan ini dengan sungguh- sungguh agar kedepanya pendidikan di negara kita lebih baik dengan berkaca pada Tiongkok yang sudah sangat maju dalam hal pendidikan. “Kuatnya pertumbuhan ekonomi di Tiongkok didukung oleh pendidikan yang sangat maju dengan anak dan remaja yang unggul di segala bidang dan sudah siap menghadapi era digitalisasi,” papar Praptono.

Yaya Sutarya sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing mengatakan bahwa hubungan antara Indonesia dan Tiongkok sendiri dalam bidang pendidikan sudah terjalin cukup erat, terbukti pada tahun 2019 terdapat 300 orang guru daru Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di  Tiongkok. “Pada tahun 2020 terdapat 1520 orang mahasiswa yang menempuh pendidikan di Tiongkok dan 1200 orang mahasiswa belajar Vokasi. Pemerintah Tiongkok juga memberikan beasiswa kepada total 3000 mahasiswa antara tahun 2020- 2024 mendatang,” demikian diungkapkan Yaya Sutarya.

Kegiatan yang sedianya akan dibuka pada Senin (6/9) dengan menghadirkan Wakil Menteri Pendidikan Tiongkok, Perwakilan GTK kemdikbudristek, Deputi Peningkatan SDM Kementrian Kemaritiman dan Investasi serta Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia.
Berlangsung secara virtual selama 10 hari dengan 26 mata pelajaran selama 40 jam Kegiatan ini diharapkan akan membuka mata para peserta tentang bagaimana pendidikan dan kebudayaan di tiongkok. Berbagai macam jenis keterampilan juga akan diajarkan disini seperti Seni melipat dan menggunting kertas serta Kungfu.

Yaya Sutarya Berharap setelah kegiatan ini dapat terbangun komunikasi antara para peserta dengan Laoshi (Guru di Tiongkok) sehingga kedepanya mungkin akan lebih banyak lagi guru atau dosen yang bisa menempuh pendidikan di Tiongkok.
“Ibaratnya kami sudah membuka kran bagi para peserta, silakan dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya, “tegas Yaya Sutarya. (Khairani Faizah)