ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan jangka panjang yang menyerang jutaan anak dengan gejala-gejala yang dapat berlangsung hingga dewasa. Siapa saja memiliki kemungkinan untuk menderita kondisi yang lebih sering dikenal dengan istilah hiperaktif ini. ADHD mencakup gangguan pada tiga aspek, yaitu sulit memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsivitas. Anak-anak ADHD cenderung rendah diri, sulit berteman, serta memiliki prestasi yang kurang memadai. Terkait dengan masalah ini diperlukan terapi khusus yang terfokus pada kekurangan tiap individu. Untuk menanganinya diperlukan modifikasi perilaku dan kesediaan orangtua untuk mengubah pola asuh mereka. Perlu diketahui, ADHD tidak dapat disembuhkan akan tetapi dapat dikurangi gejalanya, antara lain terapi, obat, lingkungan dan perubahan tingkah laku.
Dari sinilah para mahasiswa UNY tergerak untuk membuat alat terapi sederhana berupa modifikasi sensor motorik pada permainan sederhana untuk melatih kemampuan koordinasi dan keseimbangan pada anak ADHD sekaligus dapat berfungsi sebagai arena permainan untuk anak-anak. Mereka adalah Deanira Mareta Vernelya prodi ilmu keolahragaan, Dzikrina Saras Kurnia prodi PJKR dan Firhan Dedy Pramudya prodi pendidikan teknik mesin. Menurut Deanira, ADHD adalah suatu kondisi medis yang mencakup disfungsi otak, ketika seseorang mengalami kesulitan dalam mengendalikan impuls, menghambat perilaku, dan tidak mendukung rentang perhatian atau rentang perhatian mudah teralihkan. “Jika hal ini terjadi pada seorang anak, dapat menyebabkan berbagai kesulitan belajar, kesulitan berperilaku, kesulitan sosial dan kesulitan-kesulitan lain yang saling berkaitan” katanya. Secara umum ADHD adalah suatu kondisi ketika seseorang memperlihatkan gejala-gejala kurang konsentrasi, hiperaktif dan impulsif yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan sebagian besar aktivitas hidup mereka.
Firhan Dedy Pramudya mengatakan perancangan desain alat dimulai dengan mengumpulkan dasar teori masing-masing komponen. “Langkah berikutnya adalah membuat rancangan fisik” paparnya. Dalam tahapan rancangan, peralatan dan bahan yang harus dipersiapkan adalah papan, bola mainan, LED, sensor IR, komponen elektronik kontrol. Modifikasi sensor motorik pada permainan sederhana untuk melatih kemampuan koordinasi dan kesabaran pada anak ADHD dirancang bekerja secara otomatis ketika sensor IR mendeteksi seseorang sedang memegang salah satu bola. Telapak tangan transparan dibuat untuk memudahkan pencahayaan dari LED sehingga telapak tangan transparan akan memancarkan warna sesuai dengan LED yang menyala. Untuk menghindari tabrakan warna, akan dipasang sistem interlocking LED sehingga hanya akan ada satu warna yang menyala, tetapi ketika ada dua anak memegang bola pada papan maka maksimal warna yang boleh menyala pada bermain juga ada dua. Artinya jumlah warna LED yang boleh menyala menyesuaikan dengan jumlah anak yang ada di dalam papan bola.
Diungkapkan Dzikrina Saras Kurnia, pengujian alat ini dilakukan pada salah satu ruangan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. “Pengujian ini dibutuhkan dalam menentukan secara pasti bagaimana alat ini dapat bekerja” katanya. Pengujian terdiri dari beberapa tahap, yakni pengujian desain alat, pengujian sensor dan sistem alat, dan pengujian alat secara langsung kepada anak ADHD. Tahap pengujian pertama adalah pengujian desain alat dengan menguji daya tarik alat yang dibuat kepada anak-anak. Apabila anak-anak tertarik dengan desain yang warna-warni maka pengujian pertama telah berhasil. Tahapan pengujian kedua adalah pengujian sensor dan sistem alat untuk mengetahui bahwa sistem yang dirancang bekerja secara benar dan tidak menimbulkan kekacauan tampilan warna. Pengujian ini dilakukan dengan anak memegang salah satu bola yang terdapat sensor berupa nyala lampu. Untuk pengujian ini dibutuhkan satu orang sebagai syarat mengetahui efektivitas sistem alat. Tahap pengujian terakhir yaitu pengujian alat secara langsung kepada anak ADHD. Pengujian ini dilakukan dengan cara anak ADHD diperintahkan untuk memegang bola yang ada di papan yang sudah terdapat sensor dari lampu LED di dalam kotakan yang sudah dibuat. Pada salah satu bola didalam kotak akan menyala jika disentuh dengan tangan dengan warna yang berasal dari pancaran LED. Anak ADHD akan diperintahkan untuk mengikuti arah warna tersebut. (Dedy)