Untuk lebih memastikan pembangunan kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Semanu Gunungkidul berjalan sesuai rencana, maka Rektor UNY Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd. beserta beberapa stafnya hari Jum’at siang (17/7) meninjau pembangunan kampus ini.
Di hadapan para wartawan, Sutrisna menyampaikan, “Pembangunan kampus perkuliahan tahap pertama ini dimulai pada tanggal 21 Februari 2020 dan akan diperuntukkan untuk pelaksanaan perkuliahan 6 (enam) program studi, yaitu Prodi Teknik Elektronika, Tata Boga, Tata Busana, Akuntansi, Manajemen Pemasaran, dan Administrasi Perkantoran.” Disampaikan pula bahwa proses pendaftaran untuk mahasiswa program vokasi yang akan melaksanakan proses pembelajaran di kampus ini, untuk tahap pertama sudah dilakukan, sedangkan untuk tahap II akan dimulai tanggal 20 Juli sampai dengan 22 Agustus 2020. Selama ini proses seleksi mahasiswa baru dengan menggunakan jalur prestasi akademik dan jalur prestasi unggul, di samping dengan CBT (Computer Based Test) yang pelaksanaan di SMK Negeri 1 Wonosari.
Disinggung tentang pelaksanaan seleksi masuk di masa Pandemi Covid-19, Sutrisna menjelaskan, “menghindari tatap muka, makanya diharapkan seleksi lewat jalur prestasi akademik dengan nilai rapor atau prestasi unggul dengan mengunggah prestasi berupa sertifikat-sertifikat kejuaraan yang dimiliki sewaktu sekolah di SMA/SMK/MA. Namun bila menginginkan seleksi dengan CBT, maka harus mengedepankan protokol Covid-19. Meskipun tatap muka tetapi harus jaga jarak. Harus jaga jarak, pake masker, cuci tangan. Tidak boleh ada kerumunan, masuknya satu persatu, dianjurkan pakai sarung tangan”.
"Harapan gedung sudah jadi 85% jangan kuatir, akan jadi Agustus 2020, kuliah akan dimulai bulan September, tetapi perkuliahan September – Oktober masih daring, tatap muka baru akan dimulai bulan November 2020 karena Pandemi Covid-19" uraian Rektor UNY secara panjang lebar. "Mengapa membangun kampus kok di tengah desa?” pertanyaan yang diajukan salah satu wartawan dari media online setempat. “Kita mengambil di tengah desa, kampus harus berada di tengah masyarakat, tidak boleh memisahkan dari masyarakat, makanya kita menyatu dengan desa, masyarakat akan memiliki keuntungan yang lebih, karena termotivasi untuk belajar. Nantinya mahasiswa akan membutuhkan kos-kosan, akan membuat suasana desa lebih hidup, perekonomian akan semakin tumbuh, karena belajar. Sehingga kita menginginkan iklim akademik atmosfer akademik yang baik di daerah ini terutama, dan nantinya kita ingin berkembang seperti di daerah lain" ungkap Sutrisna.
“Dan gedung ini sudah jadi 85%, ini bukti bahwa UNY sangat serius untuk membangun kampus vokasi ini. Karena ini vokasi ada dua tempat di kampus Wates Kulon Progo dan di Gunungkidul. Mudah-mudahan Gunungkidul bisa mengejar ketertinggalan dengan yang ada di kampus Kulon Progo, baik dari kualitasnya atau yang lain, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya,” ungkap Sutrisna mengakhiri kunjungan dan dialog siang ini. (Sud).