LPM EKSPRESI SELENGGARAKAN FESTIVAL LITERASI KESEHATAN MENTAL

Merespons kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental, LPM Ekspresi mengadakan pameran lukisan, infografik, produk jurnalistik, hingga screening film berkaitan dengan kesehatan dan gangguan mental.

Pameran ini bertajuk Festival Literasi Kesehatan Mental (FLKM), diadakan di Museum Pendidikan Indonesia, UNY, Kamis (30/1/2020). Festival ini bertujuan untuk mengumpulkan anak muda, khususnya mahasiswa untuk merangkul rasa ketidakamanan atas keadaan yang menimpa generasi milenial atau X dan generasi Z dalam menghadapi tantangan masalah emosional yang dihadapi.

Tercatat dari Riset Kesehatan Dasar pada 2018 bahwa prevalensi depresi pada penduduk yang berumur di atas 15 tahun adalah 6,1 persen, yang mana hanya sembilan persen yang menjalani pengobatan medis. Sedangkan prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk yang berumur di atas 15 tahun adalah 9,8 persen.

Semua gangguan ini secara serentak, rentan dialami generasi Z dan milenial karena banyak sebab, salah satunya perubahan gaya hidup dan perkembangan teknologi yang amat pesat.

Khansa Nabila, ketua Humas FLKM menyatakan bahwa tujuan diadakan acara ini adalah untuk menggiatkan lagi pengetahuan masyarakat akan literasi kesehatan mental yang akurat. “Meskipun banyak masyarakat sudah sadar, namun seringkali informasi yang diterima belum benar,” ujar Khansa.

Hal inilah yang dirasakan Arni Arta, salah satu peserta FLKM, mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UNY. “Banyaknya informasi yang tersedia di internet bikin aku melakukan self diagnosis atau mendiagnosa sendiri bahwa aku sakit mental, padahal belum tentu yang aku alami itu sakit mental,” ujar Arni.

Festival ini menggaet banyak pihak dari beragam Lembaga Pers Mahasiswa seperti BPPM Mahkamah, BPPM Balairung, LPM Psikomedia dari UGM, LPM Kognisia, hingga situs web daring seperti Pijar Psikologi, dan kelembagaan lain yang giat mengkampanyekan mengenai kesehatan mental. (Abdul Hadi/JK)