WEBINAR FT UNY: PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19

Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta menyelenggarakan Pelatihan Online E-learning bagi Dosen secara live streaming melalui Zoom dan Youtube (06/07/2020) dengan menghadirkan narasumber Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D (Dekan Fakultas Teknik UNY) dan Gatot F. Hertono, Ph.D. (Dosen UI dan Tim Ahli SPADA Dikti) dengan dipandu oleh Tim Pusat Sumber Belajar (PSB) FT UNY. Agenda ini  merupakan rangkaian pelatihan be-smart UNY series yang terdiri daru 8 sesi tiap hari Kamis selama periode Juli hingga Agustus 2020.

Herman Dwi Surjono dalam pembukaannya menguak bahwa keterbatasan pembelajaran daring di masa Covid-19 ini antara lain sebagain dosen belum terbiasa dengan konsep online learning dan blended learning sehingga pembelajaran daring masih nampak seadanya dengan hanya memberikan tugas tanpa interaksi dan umpan balik. "Selain itu, aktivitas yang ada juga kurang variatif dan engaging yang menunjukkan bahwa banyak pengajar mengalami kesulitan dalam membuat konten digital yang baik," ujar Herman.

Herman menambahkan bahwa sejalan dengan tuntutan skills abad-21, pendidik wajib memfasilitasi pembelajaran daring yang mesti didesain dengan memperhatikan sumber belajar yang tepat. "Dengan barbagai tantangan tersebut, Pusat Sumber Belajar atau PSB FT UNY hadir untuk melayani para pendidik khususnya kalangan dosen untk menyiapkan pembelajarn daring," tutupnya.

Sementara itu, Gatot F. Hertono menyampaikan bahwa saat ini dunia pendidikan Indonesia sering mencampuradukkan istilah online learning maupun distance learning yang sebenarnya kalo kita liat basisnya adalah e-learning seperti kita membuat power poit atau e-book namun sejalan dengan perkembangan teknologi konsep e-learning ini disampaikan secara online melalui internet yang menjadikannya online learning atau pembelajaran daring yang proses perkuliahan dilakukan non tatap muka dengan menggunakan Teknologi Informasi yaitu internet.

“Sedangkan Distance Learning adalah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tidak sekedar hanya delivery method namun merukapakan suatu sistem sehingga menyediakan keluwesan belajar bagi peserta didik lintas ruang dan waktu,” paparnya.

“Selama Pandemi Covid 19 konsep yang berkembang adalah kuliah dari rumah sehingga banyak dosen berusaha melakukan replikasi kelas fisik ke dalam virtual meeting (Zoom. Microsoft Teams, atau Google Meet) dengan kelebihan adalah memiliki akuntabilitas tinggi karena mahasiswa login ke virtual clasroom sesuai dengan jadwal kelas face to face sedangkan kekuranganya adalah kurang fleksibel dan membutuhkan biasaya yang lebih bagi mahasiswa untuk koneskinya,” ujarnya.

“Sementara online learning dengan memanfaatkan LMS yang sudah ada dengan dosen meletakkan materi ajar secara daring dengan kelebihan menjadi lebih fleksibel dan mendukung student centered learning namun dengan menjadi waktu belajar kurang terstruktur dan menuntut kedisiplinan dan motivasi yang tinggi dari peserta didik,” imbuh Gatot.

“Keduanya memlikiki kelebihan dan kekurangan sehingga perlu disesuaikan dengan lingkuang pembelajaran terkait pemanfaatan Learning Management System dalam proses pembelajaran, meneapkan berbagain jenis aktivitas daring yang dapat memicu interaksi dengan mahasiswa dan bila perlu menerapkan strategi flipped classroom dimana materi ajar seperti video dipelajari dahulu melului LMS dan pada saat virtual classroom mahasiswa berdiskusi, latihan, praktek ataupun Q and A terhadap materi yang dipelajari,” ungkap Gatot. (hryo)