Sebagai negara yang dikelilingi tiga lempeng utama dunia yaitu Eurasia, Indoaustralia dan Pasifik serta dilewati barisan gunung api aktif Indonesia rentan akan bencana, terutama potensi gempa hingga tsunami. Apabila bencana terjadi maka masyarakat harus secepatnya diselamatkan. Padahal antara kejadian gempa dengan tsunami hanya ada waktu yang sebentar sehingga perlu alat deteksi dini tsunami. Untun itu mahasiswa prodi pendidikan teknik mekatronika Fakultas Teknik UNY merancang Automatic Tsunami Early Warning System tersinkronisasi BMKG dan pengeras suara tempat ibadah sehingga dapat meminimalisir korban akibat bencana tsunami. Mereka adalah Riza Atika, Anung Endra Raditya serta Rohsan Nur Marjianto.
Menurut Riza Atika, mereka merancang alat peringatan dini tsunami dengan cara mengunduh data dari alamat web resmi milik BMKG sebagai data mentah informasi valid dari BMKG yang diunduh dengan mini PC kemudian diolah. “Bila data lokasi sesuai dengan lokasi yang akan terdampak tsunami maka data dikirim lewat sms” kata Riza “Data kemudian diterima dan pengeras suara tempat ibadah berbunyi”. Anung Endra Raditya menambahkan tujuan alat ini diciptakan selain untuk mempercepat penyampaian peringatan adanya tsunami, sebab selama ini penyampaian informasi tsunami harus melewati banyak intansi terkait untuk dapat menyalakan sirine dan untuk menciptakan alat yang murah dan dapat dijangkau berbagai segmen masyarakat agar dapat meminimalisir korban dari bencana tsunami. Pengeras suara pada tempat ibadah dipilih karena tidak hanya berada di pinggir pantai tetapi disetiap tempat sehingga tempat ibadah menjadi objek yang dekat dan selalu berada ditengah-tengah masyarakat umum.
Menurut Rohsan Nur Marjianto alat-alat yang diperlukan dalam proses penyelesaian alat deteksi dini tsunami ini adalah multimeter, Tool set, dan hand tool lainnya untuk perakitan. Bahan-bahan yang digunakan yaitu akrilik setebal 5 mm sebagai bahan utama dalam pembuatan kotak pelindung komponen elektronik. Komponen tersebut diantaranya Raspberry Pi 3 Model B yang dimanfaatkan sebagai server pengolah data terkini gempa bumi. Server juga dilengkapi dengan layar Capasitive Touch Screen sebesar 6 inch sebagai media bantu memantau kondisi server bekerja. Modul GSM sebagai media pengirim data hasil pengolahan kelokasi dimana sistem alarm di tempatkan. Arduino Uno digunakan untuk mengolah kembali data yang dikirimkan server untuk dijadikan parameter menyalakan alarm. Untuk menampilkan peringatan tsunami digunakan Modul Dot Matrix sebagai peringatan melalui media visual dan Speaker Alarm sebagai peringatan melalui media audio. Sementara untuk media catu daya digunakan power supply 12V 5A sebagai sumber utama dan modul step-down DC-DC sebagai pembagi tegangan kekomponen-komponen elektronik lainnya.
Cara kerjanya, sistem alat deteksi dini tsunami berfungsi sebagai pengolah data informasi gempa, yang didapatkan dari pusat data milik BMKG yang dapat diakses secara bebas oleh masyarakat, pengolahan data tersebut dilakukan dengan metode HTTP Request ke server BMKG secara berkala yang akan direspon oleh server BMKG dengan mengirimkan data format XML yang berisi data gempa terkini. Data yang diterima tersebut kemudian diolah dengan mencocokan data lokasi gempa dengan lokasi dimana alat pengendali system peringatan berada, bila data tepat maka akan dikirimkan pesan peringatan dan data informasi gempa kelokasi paska gempa melalui media Short Message Service (SMS). Setelah data diterima oleh alat pengendali system peringatan, data tersebut akan dicek kembali kebenarannya dan bila lolos maka akan langsung mengaktifkan alarm pada pengeras suara tempat ibadah serta ditampilkan juga secara visual informasi gempa melalui layar dot matriks. Alat ini akan selalu memperbaharui data kejadian gempa secara berkala setiap 5 menit sekali sehingga diharapkan dapat memberikan peringatan bahaya tsunami sedini mungkin untuk minimimalisir korban bencana. Informasi gempa yang diliris BMKG selalu diperbaharui kurang dari 10 menit, data tersebut dianggap cukup realtime dalam memantau kejadian gempa di seluruh Indonesia. Karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karya Cipta tahun 2019. (Dedy)