Jamur merupakan salah satu keanekaragaman hayati. Budidaya Jamur belakangan ini banyak sekali orang menekuninya. Di Yogyakarta sendiri, terdapat lebih dari seratus kelompok pembudidaya jamur tiram. Peminat pembudidaya jamur tiram pun semakin meningkat. Melihat potensi jamur yang dapat tumbuh sepanjang tahun dan kandungan gizi yang terdapat pada jamur tiram merupakan faktor yang memicu masyarakat tertarik membudidaya jamur tiram. Jamur merupakan tanaman yang membutuhkan perawatan khusus untuk membudidayakannya, perlu penyiraman yang teratur dan kondisi tempat penanaman yang lembab dan sedikit pengaruh pancaran sinar matahari dapat mengoptimalkan pertumbuhan jamur hingga masa panen.
Selama ini, penyiraman tanaman dilakukan secara manual. Namun, cara ini mengalami kendala yaitu waktu penentuan penyiraman hanya mengandalkan termometer ruangan dan hal ini cukup menguras tenaga pembudidaya jamur tiram karena harus bolak-balik menyiram jamur demi memperoleh suhu dan kelembaban yang sesuai kebutuhan jamur tiram. Oleh karena itu, para pembudidaya membutuhkan suatu alat yang dapat membantu meringankan kegiatan menyiram jamur tiram. Alat tersebut berupa sistem yang dapat bekerja secara otomatis, dimana penyiraman tanaman dapat dilakukan pada waktu dan suhu yang tepat. Hal ini menjadi perhatian mahasiswa Fakultas Teknik UNY yang menciptakan suatu alat pengatur suhu dan kelembaban kumbung jamur otomatis atau disebut Petis.
Aji Nugroho dan Moh Fakhril Assyroh Kaffah prodi teknik elektronika dan Aji Pangestu prodi pendidikan teknik informatika merancang Petis sebagai alat yang mempermudah petani dalam mengatur proses penyiraman pada suatu kumbung jamur. Menurut Aji Nugroho pada pertanian jamur tiram, suhu, kelembaban sangatlah penting bagi pertumbuhan jamur, maka dibutuhkan sensor yang dapat mendeteksi suhu dan kelembaban pada kumbung jamur tiram agar pertumbuhan jamur tiram lebih optimal. “Pada umumnya suhu yang baik bagi jamur tiram adalah antara 24°C sampai dengan 27°C” katanya. Oleh karena itu alat ini dirancang untuk mengatur suhu kumbung jamur agar efektifitas dan kualitas jamur meningkat, mengubah penyiraman jamur manual menjadi otomatis sekaligus mengurangi angka gagal panen jamur.
Moh Fakhril Assyroh Kaffah menambahkan bahwa alat ini menggunakan sensor digital DHT 11 yang dapat mengukur suhu dan kelembaban udara di sekitarnya, board mikrokontroler Arduino UNO berbasis ATmega328 (datasheet), pompa air DC dan nozzle sprayer embun untuk membuat embun untuk menurunkan suhu dan menaikkan kelembaban. Cara kerjanya, Petis diatur suhu dan kelembabannya melalui program. Misalnya suhu atau kelembabannya tidak sesuai dengan yang sudah diatur akan mengaktifkan pompa air yang akan menyemprot kumbung. Jika suhu dan kelembabannya tidak sesuai maka data yang terbaca sendor dikirim ke server agar bisa diakses lewat aplikasi android supaya petani bisa memantau suhu dan kelembaban secara real time. (Dedy)