REKTOR UNY: KEJADIAN INI MENCENGANGKAN DAN TERJADI KARENA KURANG ANTISIPATIF

Aktif sebagai pembina pramuka saat menjadi guru di SDN Karangmojo hingga menjabat sebagai Sekretaris Dewan Kerja Cabang Pramuka Gunungkidul (1980-1984), Prof. Sutrisna Wibawa yang juga Rektor UNY banyak ditanya media tentang kasus susur sungai. Terlebih lagi, UNY berstatus sebagai universitas kependidikan (LPTK, eks-IKIP) yang mencetak banyak guru sekolah.

Sutrisna memandang kejadian susur sungai SMPN 1 Turi membuat masyarakat tercengang. Karena pembina alpa dalam menjaga keamanan siswanya, akhirnya terjadi kecelakaan tersebut dengan korban yang tak sedikit.

“Kasus Susur Sungai ini membuat kita tercengang. Hal ini terjadi karena ada ketidakcermatan dalam menurunkan anak-anak yang hendak menjalankan kegiatan pramuka,” ungkap Sutrisna.

Dari apa yang telah diberitakan media massa, juga diketahui bahwa pembina tidak ada di tempat dan tidak mengawasi para siswanya. Padahal, survei secara cermat sangat penting agar kegiatan berlangsung secara lancar dan aman.

Sutrisna mencontohkan aktivitas pramuka tahunan yang ia lakukan di Gunungkidul, bertajuk “Pengembaraan Dhaksinarga.” Disana anak pramuka memiliki agenda mencari jejak, yang mana mengikuti peta atau rute tertentu sesuai dengan panduan atau teka-teki yang dibuat panitia.

Perjalanan menyusuri peta atau rute tersebut, tak jarang menjadi pengalaman pertama bagi para siswa. Dengan medan Gunungkidul yang juga cukup berat seperti daerah Turi, Sutrisna dan rekan-rekannya di Dewan Kerja Cabang Pramuka Gunungkidul selalu melakukan survei terlebih dahulu.

“Sebelum semua peserta berangkat, panitia survey secara cermat. (Memastikan) jalan-jalan aman, (lalu) kita antisipasi (agar) tidak ada bahaya di jalan. Bayangkan kalu kita tidak survei dan langsung terjun ke lapangan. Akibatnya ya seperti kejadian di smp 1 turi, yang mana tidak bisa antipasi bahaya yang ada di jalan,” ungkap Sutrisna.

Merefleksikan kejadian tersebut, Sutrisna berharap hal ini menjadi pelajaran bagi seluruh insan pramuka lainnya. Diharapkan insan pramuka lainnya berhati-hati dan selalu antisipatif dalam menggelar kegiatan kepramukaan.

“Dan saya sebagai pribadi sekaligus atas nama institusi, mengungkapkan berduka cita atas musibah yang terjadi kepada para siswa SMP 1 Turi. Semoga kejadian ini adalah yang terakhir, dan kita bisa sama-sama memastikan kegiatan pramuka yang aman sekaligus menyenangkan” pungkas Sutrisna. (Ilham Dary A)