Sosialisasi Perkuliahan Program RPL di Yamaguchi Japan

Didik Nurhadiyanto menjelaskan program RPL

Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari UNY yang terdiri dari Prof. Dr. Eng. Ir. Didik Nurhadiyanto, ST., MT., IPU, ASEAN Eng, Nur Aeni Ariyanti, SP., MP., M.Agr., Ph.D. dan Dr. Evy Yulianti, S.Si., M.Sc. melakukan sosialisasi perkuliahan Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) di Yamaguchi University, Japan. PkM ini dibiayai oleh dana PKM Kerjasama Internasional Tahun 2024. Dosen pada Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) tersebut melakukan sosialisasi dalam waktu sehari yang dipusatkan di Yamaguchi University, Japan. Kegiatan ini diikuti para pekerja Indonesia yang berada di Jepang, yaitu kensushei dan kangoshi. Rangkaian kegiatan meliputi persiapan, koordinasi dengan PPI Yamaguchi, sosialisasi kegiatan kepada peserta, dan puncaknya adalah sosialisasi Program RPL di UNY. Kegiatan sosialisasi melibatkan mahasiswa dari Departemen Pendidikan Teknik Mesin dan Pendidikan Biologi.

Menurut Didik Nurhadiyanto, kegiatan ini dilatarbelakangi kenyataan bahwa terdapat 44.000 kensushei dan kangoshi pada tahun 2022 yang berada di Jepang. Pada Prefecture Yamaguchi terdapat 115 kenshusei dan kangoshi yang bekerja. Salah satu Prefecture (Provinsi) di wilayah selatan Jepang tepatnya di pulau Honshu. Wilayah Yamaguchi meliputi juga daerah pelabuhan dengan banyak pabrik di sekitarnya, yaitu di Shimonoseki. Daerah ini merupakan pusat tempat bekerja kenshusei dan kangoshi asal Indonesia. Selama di Jepang biasanya para kenshusei dan kangoshi akan aktif berkegiatan di beberapa kelompok, baik itu perkumpulan pelajar Indonesia (PPI) maupun beberapa kelompok lain salah seperti kelompok masyarakat Indonesia (KMI). Dengan ikut aktif berkegiatan di KMI mereka akan mendapatkan update knowledge dan informasi seputar pendidikan. Sehingga para kensushei dan kangoshi tertarik untuk melanjutkan studi. Dengan demikian, peran PPI dan KMI bagi diaspora di Jepang pada umumnya sangat besar dan krusial. “Namun dengan jumlah jam kerja yang harus mereka penuhi, dan biaya kuliah yang mahal di Jepang maka kemungkinan tersebut menjadi sangat kecil. Mereka berharap bisa melanjutkan sekolah setelah mereka pulang nanti” kata Didik, Sabtu (12/10). Hal itu juga menjadi salah satu kesulitan sebab umur mereka sudah tidak lagi memenuhi syarat. Dengan pengalaman yang mereka dapatkan selama bekerja, mereka berharap dapat lebih diakui jika memiliki gelar sarjana atau magister. Keinginan ini mereka sampaikan kepada teman-teman mahasiswa yang tergabung dalam PPI Yamaguchi.

Nur Aeni Ariyanti menjelaskan, dalam Bab I Pasal 1 Permendikbudristek RI Nomor 41 Tahun 2021 disebutkan tentang RPL, adalah pengakuan terhadap hasil belajar seseorang dari pendidikan formal, nonformal, informal, dan/atau pengalaman kerja sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan formal dan untuk menyamakan kualifikasi tertentu. “Definisi ini menggambarkan upaya pemerintah untuk mengurangi jumlah orang yang putus sekolah/kuliah karena berbagai alas an” ujarnya. Tujuannya adalah untuk menguatkan konsep ‘belajar sepanjang hayat’ yang tidak terbatas pada usia dan latar belakang, asalkan seseorang memiliki kemauan dan ketekunan. RPL di Perguruan Tinggi diatur dalam Pasal 7, yang melibatkan pengakuan capaian pembelajaran secara sebagian yang diperoleh dari program studi sebelumnya di perguruan tinggi, serta pendidikan nonformal atau informal, dan/atau pengalaman kerja setelah lulus dari pendidikan menengah atau setara.

Berdasarkan pengertian di atas maka, besar kemungkinan bahwa pengalaman yang kenshusei dan kangoshi didapatkan selama bekerja dapat direkognisi sebagai suatu mata kuliah tertentu yang sesuai, demikian penegasan Evy Yulianti. “Dengan demikian maka mereka dapat melanjutkan program sarjana dan mendapatkan ijazah S1 dengan program ini. Informasi ini belum pernah disampaikan kepada para kenshusei dan kangoshi” tutur Evy. Oleh karena itu, kelompok PkM UNY akan bekerjasama dengan PPI Yamaguchi untuk memberikan informasi lebih lengkap tentang pelaksanaan program RPL di Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam pelaksanaan kegiatan juga melibatkan mahasiswa sehingga dapat memberikan pengalaman mahasiswa bekerja di luar kampus dan mengenal dunia pendidikan secara langsung. Hal ini sesuai dengan IKU 2. Dalam program pengabdian ini juga diterapkan ilmu yang linier dengan tim pengabdi. Hal ini merupakan implementasi dari IKU 5 yaitu hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat dan mendapatkan rekognisi.

Kegiatan sosialisai ini sangat bermanfaat bagi UNY dan peserta sosialisasi, yaitu tersampaikan informasi tentang RPL UNY ke para kensushei dan kangoshi di Jepang. Selain itu juga sebagai sebagian promosi penerimaan mahasiswa baru melalui jalur RPL sekaligus wujud partisipasi UNY dalam tujuan pembangunan berkelanjutan pada bidang pendidikan dan kemitraan. 

Penulis
Didik Nurhadiyanto
Editor
Dedy
Kategori Humas
IKU 3. Dosen Berkegiatan di Luar Kampus
IKU 5. Hasil Kerja Dosen Digunakan oleh Masyarakat
IKU 6. Program Studi Bekerjasama dengan Mitra Kelas Dunia
IKU 7. Kelas yang Kolaboratif dan Partisipatif