Tim PPK Ormawa Haska JMF FMIPA UNY mengadakan Program Diversifikasi dan Digital Marketing Kerajinan Bambu di Desa Margoagung Seyegan Sleman. Desa Margoagung telah menyandang statusnya sebagai desa rintisan budaya. Salah satu budaya yang masih menetap dan lestari adalah kerajinan bambu. Tim PPK Ormawa Haska JMF terdiri dari Muhammad Rakhay Rahmadhani Nuringtyas Purnomo (Pendidikan Kimia), Adista Dira Refanda (Kimia), Alifia Ristu Juliani (Statistika), Amany Falihah (Pendidikan Kimia), Andri Nur Cahyo (Pendidikan Fisika), Ihsan Annafi Azhar (Pendidikan Matematika), Kartika Lestari (Pendidikan Kimia), Nabila Ayuni (Matematika), Nahda Luthfita Rahman (Statistika), Reyhan Deril Firmasyah (Pendidikan Fisika), Riska Dianasari (Pendidikan IPA), Salimatun Hasanah (Pendidikan Matematika), Shofi Maulia Zahroh (Pendidikan Matematika), Trida Miftachul Hasanah (Pendidikan Kimia) dan Zainnida Putri Salsabila (Pendidikan Kimia).
Menurut salah satu warga Margoagung Marzuni, sebuah potensi lokal yang memiliki nilai seni dan ekonomi ini telah dijaga dan terus dilestarikan oleh para pengrajin bambu usia menengah ke atas, dari generasi ke generasi. "Kerajinan bambu ini bukan sekadar mata pencaharian, tetapi juga warisan budaya yang harus kami jaga. Setiap produk yang kami buat mengandung nilai seni yang tinggi dan memiliki potensi ekonomi yang besar," ujar Marzuni. Ia juga menekankan pentingnya regenerasi di kalangan pengrajin bambu. Dalam beberapa tahun terakhir, ada kekhawatiran bahwa kerajinan ini akan hilang seiring berjalannya waktu karena kurangnya minat dari generasi muda.
Bentuk usaha dalam menjaga agar keterampilan dalam kerajinan bambu tetap lestari adalah dengan Program Diversifikasi dan Digital Marketing Kerajinan Bambu. Program ini merupakan salah satu program unggulan Tim PPK Ormawa Haska JMF FMIPA UNY. Dalam pelaksanaan program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pengrajin di bidang teknik menganyam, meningkatkan kapasitas Ibu-Ibu PKK, dan melestarikannya kepada para generasi muda yang nantinya akan mewarisi budaya ini.
Dikatakan Muhammad Rakhay Rahmadhani Nuringtyas Purnomo, Program Diversifikasi Kerajinan Bambu ini dikelompokkan menjadi 4 workshop, yang diantaranya telah terlaksana 3 jenis workshop yaitu Workshop Teknik Anyam, Workshop Desain Produk, dan Workshop Pemilihan Bahan Baku dan Pengawetan Produk. “Ketiga workshop tersebut merupakan rangkaian pelatihan yang dirancang untuk melatih dan melengkapi skill dalam menganyam. Workshop Teknik Anyam dan Desain Produk telah terlaksana sebanyak dua kali” ujarnya. Pada workshop tersebut, kesempatan belajar diberikan kepada kelompok Ibu-Ibu PKK Desa Margoagung.
Dalam pelaksanaannya, program Diversifikasi ini dirancang dengan metode Learning by Doing, serta membentuk kelompok-kelompok kecil. Pelaksanaan workshop ini dilakukan di agenda rutin bulanan kelompok PKK. Pada kesempatan kali ini, kelompok yang kami jadikan sasaran adalah Kelompok PKK dari RT 02. Pelaksanaan workshop ini juga menerapkan metode Learning by Doing, tidak hanya diajarkan seputar teori kerajinan bambu, bahan baku, dan desainnya saja. Namun, teori yang disampaikan juga dipraktikkan secara langsung. Produk yang diajarkan dalam workshop ini adalah pembuatan anyaman dan keranjang buah kecil. Kemudian, sebagai bentuk apresiasi dan pemicu semangat di pertemuan kedepan, hasil produk yang dikerjakan dapat dibawa pulang sebagai ‘buah tangan’.
Selain itu, selama rentang bulan Juli akhir hingga pertengahan Agustus, Workshop Diversifikasi telah terlaksana sebanyak 6 kali pertemuan. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan kegiatan program Digital Marketing dengan harapan selain mahir dalam memvariasikan produk kerajinan bambu masyarakat juga dapat menjual produk yang telah dibuat dengan baik bahkan sampai menjangkau target pasar yang lebih luas lagi.
Pelatihan ini mencakup berbagai aspek penting dalam pemasaran digital, seperti pembuatan konten visual, pengelolaan media sosial, hingga strategi pemasaran online melalui platform e-commerce. Pengrajin diajarkan bagaimana memotret produk mereka secara menarik, menulis deskripsi produk yang informatif, serta memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Facebook @bambukreasi_margoagung, Tiktok @bambukreasi_margoagung, dan Website “Bambu Kreasi Margoagung” sebagai sarana promosi produk kerajinan bambu. untuk mempromosikan produk mereka. Program ini menunjukkan bahwa penggabungan antara tradisi dan inovasi adalah kunci untuk mempertahankan warisan budaya lokal sambil tetap relevan di era modern. Dengan memberikan pelatihan diversifikasi produk dan digital marketing, program ini tidak hanya membantu para pengrajin bambu di Desa Margoagung untuk meningkatkan keterampilan dan pendapatan mereka, tetapi juga turut berkontribusi dalam melestarikan dan mengenalkan kerajinan tradisional ke pasar yang lebih luas.