Mahasiswa PPG Prajabatan UNY bidang studi PGSD melakukan pelatihan pembuatan batik jumputan di SD Negeri Jetis 2 Yogyakarta. Mereka adalah Dona Mifa Prakoso, Rizky Rahmawan, Desthiya Ramadhani, Insan Charwita, Karina Salsabila, Inas Alya Rigisa, Nisrina Arum Yuliyanti, Inayatul Masykuroh dan Herlinda Ayu Safitri.
Menurut Ketua Tim Rizky Rahmawan pelatihan batik jumputan ini untuk meningkatkan minat peserta didik terhadap kreativitas melestarikan budaya lingkungan sekitar sekolah. “Pelatihan ini akan memberikan manfaat kepada peserta didik untuk meningkatkan jiwa berwirausaha yang berguna sebagai bekal masa depan” ujar Rizky Rahmawan, Rabu (28/8). Pelatihan membatik ini menggunakan bahan dan alat yang sudah kami pertimbangkan, diantaranya adalah pewarna/wantek, garam, karet, air, baskom, sendok, kain mori dan bahan totebag. Pemilihan totebag karena punya nilai guna yang dapat digunakan sebagai kerajinan tangan, nilai jual, dan berguna untuk melestarikan budaya lingkungan daerah dan seni tradisional peserta didik. Wakil Ketua Tim Dona Mifa Prakoso menyebutkan bahwa tujuan kegiatan ini diantaranya meningkatkan keterampilan pada peserta didik sekaligus melatih tanggung jawab, kemandirian dan kedisiplinan. “Di sisi lain kami mempraktikkan keterampilan untuk berwirausaha dan menghargai nilai leluhur serta seni tradisional” katanya.
Herlinda Ayu Safitri menjelaskan bahan yang diperlukan untuk membuat batik jumputan ini adalah kain, pewarna kain (wantex), garam, air dan waterglass. Alatnya gunting, karet, sendok, wadah pewarna dan ember. “Kami menggunakan teknik shibori dalam pembuatan batik jumputan ini” papar Herlinda. Caranya ikat kain menggunakan karet dengan kuat agar warnanya tidak tercampur. Motif jumputan akan muncul sesuai jenis lipatan pada kain. Masukkan pada cairan waterglass secara merata agar warna jumputan lebih awet dan tidak mudah luntur. Kain lipatan diberi pewarna wantex. Pewarna tersebut sebelumnya sudah diberi garam dengan tujuan untuk memperkuat warna. Motif jumputan akan muncul sesuai dengan warna yang diaplikasikan pada kain. Setelah diberi pewarna, tunggu hingga beberapa jam sampai warna pada kain menyerap dengan baik. Buka karet pada kain, kemudian lebarkan kain yang sudah diberi warna. Motif jumputan pada kain pun akan terlihat. Kemudian jemur kain tersebut pada tempat yang teduh tidak terpapar langsung cahaya matahari agar warna tidak luntur.
Batik jumputan adalah salah satu teknik batik yang menggunakan metode tie-dye atau ikat celup, di mana kain diikat dengan benang dan dicelupkan dalam pewarna sehingga menciptakan pola-pola unik pada kain. Kegiatan seperti ini biasanya bertujuan untuk mengembangkan kreativitas anak-anak, memperkenalkan mereka pada budaya lokal, dan memberikan mereka keterampilan dasar dalam membuat kerajinan tangan tradisional. Selain itu, kegiatan ini juga dapat menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap warisan budaya Indonesia sejak dini.
Hasil karya siswa SD ini dipamerkan dalam Gelar Produk PPG Prajabatan di Auditorium UNY.