Mahasiswa UKM Penelitian UNY mengedukasi warga Desa Cucukan, Prambanan, Klaten tentang daun kelor. Para mahasiswa memberikan edukasi mulai dari pengenalan potensi daun kelor sebagai bahan pangan sehat hingga praktik langsung pembuatan kue kering. Daun kelor yang dikenal kaya akan nutrisi seperti vitamin C, kalsium, dan zat besi ini menjadi bahan utama kue kering yang dihasilkan. Mereka adalah Wahyullah, Sabna Az-zahra Wahyudi Putri, Evita Aulia Nur Rohmah, Yunita Dwi Wulandari, Heni Nur Cahyaningsih, Istiqomatun Na’imah, Muhammad Rajeev Ghifari, Isa Asma’ul Husna, Anisa Rahmawati, Khoridatun Nafisah, Syahdina Nur Cahyana Fajrin, Barkah Hidayat Abdullah, Muhammad Arya Sidiq, Muhammad Yahya Ayyasy dan Bima Andika.
Menurut ketua tim Wahyullah, kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya menggali potensi lokal dan memberdayakan masyarakat. “Kami mendapat pendanaan dari Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) dengan fokus utama pada peningkatan keterampilan dan pengembangan ekonomi desa” kata mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan UNY tersebut, Sabtu (17/8). Edukasi ini tidak hanya fokus pada aspek teknis pembuatan kue kering, tetapi juga memberikan edukasi mengenai cara menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) dan harga jual produk. Materi ini sangat penting bagi para pelaku UMKM agar dapat menghitung biaya produksi dan menentukan harga jual yang sesuai untuk memperoleh keuntungan sesuai yang diharapkan.
Penanggungjawab edukasi kelor, Sabna Az-zahra Wahyudi Putri menjelaskan daun kelor kaya akan antioksidan yang dapat melawan radikal bebas, membantu mencegah penyakit kronis seperti jantung dan diabetes. “Juga kaya akan vitamin C yang meningkatkan imunitas dan melawan infeksi, dan dapat mengurangi risiko kanker karena ada kandungan antioksidan dan anti-inflamasi” ujarnya. Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan kue keringnya adalah serbuk daun kelor, tepung sagu, butter, margarin, kuning telur, keju, santan, gula halus dan tempe sebagai opsional. Cara membuatnya butter, margarin, dan gula halus dimixer hingga tercampur kurang lebih 2 menit. Masukkan kuning telur kemudian santan lalu aduk. Masukkan keju yang telah diparut dan tempe yang telah digoreng ke dalam adonan. Tambahkan tepung sagu, kemudian aduk sampai rata. Tambahkan tepung daun kelor kedalam adonan, aduk sampai warnanya menyatu kemudian masukkan adonan kedalam piping bah, kemudian spuit sesuai bentuk yang diinginkan. Panggang dalam suhu 150°C api atas bawah selama kurang lebih 20 menit.
Evita Aulia Nurohmah memaparkan kue kering ini tidak hanya menjadi camilan yang nikmat, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan yang beragam. Dengan adanya inovasi ini, daun kelor yang biasanya hanya dikonsumsi dalam bentuk sayur atau teh kini bisa dinikmati dalam bentuk camilan sehat yang praktis. "Kami berharap, edukasi ini bisa membantu ibu-ibu PKK dan pelaku UMKM di Desa Cucukan dalam mengembangkan usaha mereka. Daun kelor merupakan potensi alam yang melimpah di sini, dan dengan inovasi produk seperti kue kering ini, semoga bisa meningkatkan perekonomian desa," ujarnya.
Para peserta sangat antusias dan berharap kegiatan serupa dapat terus diadakan, mengingat pentingnya pengetahuan dan keterampilan dalam berwirausaha untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Salah satu peserta, Cita mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi warga desa terkait potensi alam daun kelor. “Kegiatannya sangat luar biasa dan memberikan nilai positif, karena masyarakat yang sebelumnya tidk tahu apa-apa tentang kelor kini lebih tahu jika kelor juga bisa diolah menjadi berbagai macam olahan. Dan tentu saja membuka peluang usaha bagi masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga,” ungkap pemilik UMKM tersebut.
Dengan adanya sinergi antara mahasiswa, ibu-ibu PKK dan pelaku UMKM, Desa Cucukan diharapkan dapat menjadi contoh desa yang mandiri dan berdaya saing tinggi melalui inovasi produk berbasis potensi lokal.