Merdeka Belajar merupakan program unggulan yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 2019. Yang dimaksud oleh menteri, Merdeka Belajar dalam kebijakan strategisnya adalah Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Zonasi. Sedangkan berdasarkan Peraturan Rektor UNY No. 5 Tahun 2020 tentang Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka Program Sarjana dan Sarjana Terapan UNY yang dimaksud dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka adalah program pembelajaran yang memfasilitasi mahasiswa untuk memperkuat kompetensi dengan memberi kesempatan menempuh pembelajaran di luar program studi pada perguruan tinggi yang sama dan/atau menempuh pembelajaran pada program studi yang sama di perguruan tinggi yang berbeda, pembelajaran pada program studi yang berbeda di Perguruan Tinggi yang berbda, dan/atau pembelajaran di luar perguruan tinggi.
Dalam rangka memberikan bekal dan persepsi yang sama tentang pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka UNY, maka pada Senin (15/6) di Auditorium UNY dilaksanakan “Sosialisasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka UNY”. Dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor, Dekan, Ketua dan Sekretaris Lembaga, Kepala Biro, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama, Koordinator WCU, Koordinator Prodi, Staf Ahli Bidang Akademik, dan beberapa undangan lainnya. Dalam sambutannya Rektor UNY, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd. menyampaikan bahwa pertemuan dengan melibatkan banyak peserta baru pertama ini dilaksanakan, walaupun begitu tetap memperhatikan protokol Covid-19, yaitu tetap memakai masker, jaga jarak, dan selalu mencuci tangan dengan sabun.
Sehubungan dengan merdeka belajar, Sutrisna mengatakan “Perguruan Tinggi wajib memberikan hak bagi mahasiswa untuk secara sukarela (dapat diambil atau tidak): Dapat mengambil sks di luar perguruan tinggi sebanyak 2 semester (setara dengan 40 sks). Ditambah lagi, dapat mengambil sks di prodi yang berbeda di PT yang sama sebanyak1 semester (setara dengan 20 sks)”. Sedangkan kegiatan mahasiswa yang dapat dilaksanakan di luar kampus ada 8 kegiatan yaitu 1) magang/praktek kerja, 2) proyek di desa, 3) mengajar di sekolah, 4) pertukaran pelajar, 5) penelitian/riset, 6) kegiatan wirausaha, 7) studi/proyek independen, dan 8) proyek kemanusiaan.
Lebih lanjut disampaikan bahwa ini adalah kurikulum baru, sehingga bila ada hal-hal yang baru dan perlu didiskusikan masih terbuka untuk didiskusikan, tidak “patok bangkrong” dan mudah-mudahan dengan workshop ini bisa memulai kurikulum baru dengan konsep merdeka belajar.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Margana mengingkatkan kembali kepada para koordinator prodi, dekan, wakil dekan yang terkait untuk mengawal dan mengkoordinasikan input nilai ujian jangan sampai terlambat. Selanjutnya disampaikan bahwa mau tidak mau, kita harus siap untuk melaksanakan kurikulum 2020, dan meninjau kurikulum sebelumnya untuk pelaksanaan kurikulum yang merdeka belajar kampus merdeka sesuai dengan aturan yang ada.
Pada bagian lain Prof. Dr. Moch. Bruri Triyono menyampaikan tentang Sosialisasi Visiting Profesor. Dikatakan oleh Bruri, visiting profesor itu hanya satu, tetapi dampaknya banyak bagi individu yang mengerjakan, bagi prodi maupun bagi universitas. Kalau dilihat dari Grand Design Pengembangan UNY Menuju WCU 2025, sekarang tahun 2020 UNY harus sudah menjadi Universitas Kependidikan Kelas Dunia (801-1000 Dunia, 451-500 Asia, 70 Asia Tenggara) dan menuju PTN BH, sedangkan tahun 2021 menjadi Universitas kependidikan kelas dunia (800 dunia, 250 Asia, 50 Asia Tenggara Versi QS) dan memantapkan jaringan internasional.
Materi yang disampaikan oleh Tim Pengembang Kurikulum UNY dalam sosialisasi ini meliputi Konsep Dasar, Panduan Materi, Panduan Praktis, Simulasi Struktur Materi, dan Alur Penyusunan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka Universitas Negeri Yogyakarta. Penyampaikan kurikulum ini dilaksanakan secara panel dengan narasumber Dr. Slamet Suyanto, Dr. Wagiran, dan Dr. Paidi, dengan narasumber Dr. Suwarjo. (Sud).