YUK KENALAN LEBIH JAUH DENGAN PRODI TEKNOLOGI INFORMASI FT UNY

Tahun ini, Fakultas Teknik Universitas Negrei Yogyakarta telah membuka tiga Program Studi baru jenjang Sarjana, yakni Teknik Manufaktur, Teknik Elektro dan Teknologi Informasi. Nah, kali ini kita akan berkenalan lebih jauh dengan Program Studi Teknologi Informasi. NurKhamid, Ph.D., kandidat Ketua Program Studi Teknologi Informasi, menuturkan bahwa pembentukan prodi Teknologi Informasi ini dilatar belakangi oleh semakin meningkatnya kebutuhan sumber daya manusia pada bidang IT. “Sebuah kajian dari Frost & Sullivan memprediksi pada 2020 akan ada sekitar 1,5 juta posisi lowong di bidang cyber security seiring dengan meningkatnya ancaman keamanan di era IoT ini karena milyaran perangkat terkoneksi oleh jaringan internet,” ujar Nurkhamid.

“Sayangnya Indonesia menghasilkan lulusan bidang IT yang relatif kecil dimana sebuah survey menunjukkan bangsa ini hanya menghasilkan 278 lulusan sarjana teknologi informasi, sebagai perbandingan Malaysia mampu mencetak 1834 lulusan,” imbuh Dosen yang meraih gelar S-3 nya di Taiwan ini.

“Faktanya, potensi bidang IT di Indonesia ini sangatlah besar, seperti dikutip dari data Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, jumlah pengusaha rintisan digital di Indonesia telah mencapai 2.000 orang. Jumlah tersebut merupakan angka tertinggi se-Asia Tenggara dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 200.000 orang pada tahun 2020,” terangnya.

“Bahkan GDP Indonesia meningkat 10% (sekitar USD $ 150 miliar)  setiap tahun dalam 10 tahun terakhir karena adanya pemanfaatan tenologi digital untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat,” beber dosen yang baru saja menyelesaikan program sebagai Guest Lecture di Malaysia ini.   

Nur Khamid menambahkan bahwa keunggulan Prodi Teknologi Informasi terletak pada proses pembelajaran yang akan menjamin lulusan memiliki tingkat kesiapan teknologi sesuai level 6 pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

“Melalui sistem pembelajaran yang berorientasi pada model student centered learning, contextual teaching and learning serta hands on experience, mahasiswa diposisikan sebagai manusia utuh dengan beragam potensi, sehingga iklim pembelajaran diupayakan untuk mendukung berkembangnya potensi peserta didik secara optimal,” lanjutnya.  

Menurut Nur Khamid dalam proses kuliah mahasiswa Teknologi Informasi akan dibentuk sebagai pribadi yang berlogika tajam dan teliti karena mereka akan berkutat dengan matematika (yang lebih advanced, tentunya), kalkulus, alogaritma dan kadang juga belajar fisika.

“Ya, meski terdengar ribet namun ketelitian dan sifat perhitungan dari proses kuliah mahasiswa Teknologi Informasi akan memberi banyak manfaat ketika mereka dihadapkan dengan keputusan besar dalam hidupnya di masa depan karena mereka telah terbiasa dengan pertimbangan yang mendalam secara analisa yang detail,” tutup Nurkhamid. (hryo)