Paradigma Lama dan Baru Dalam Menulis Karya Ilmiah

Narasumber Prof. Venty Suryanti, Ph.D.,

Workshop ini untuk meningkatkan kualitas jurnal kita. Jurnal merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari kualitas kinerja utama universitas baik difakultas maupun perguruan tinggi. Para pengurus/pengelola jurnal ini merupakan ujung tombak bagaimana kita bisa menghasilkan banyak aspek yang mampu untuk meningkatkan kualitas FMIPA.

Dengan jurnal, publikasi dosen menjadi lebih mudah. Beberapa hal yang seharusnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan seperti penelitian, pengabdian dll juga dengan mudah mendapatkan luarannya karena jurnal dikelola kita sendiri. Namun demikian masih perlu diperbaiki/ditingkatkan. Dengan selalu bersinergi dan terus-menerus adanya masukkan, maka koordinasinya menjadi lebih meningkat. Demikian disampaikan Dekan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Dadan Rosana, M.Si., saat membuka acara Workshop Penguatan Kapasitas Internasional Melalui Peningkatan Peringkat Akreditasi Jurnal FMIPA yang dilaksanakan belum lama ini di UNY Hotel. Workshop diikuti oleh para pengelola dan admin jurnal yang ada di FMIPA.

Lebih lanjut Dekan mengatakan, butuh tenaga dan waktu yang luar biasa untuk membaca, mengedit, dsb. Pengalaman yang sesungguhnya adalah para admin jurnal yang sebagian besar dosen muda bekerja luar biasa membantu dijurnal. Jurnal ini lahan pembelajaran kita untuk meningkatkan kualitas publikasi baik PPM maupun penelitian. Ini menjadi bagian pembelajaran yang luar biasa bagi para dosen muda.

Narasumber Prof. Venty Suryanti, Ph.D.,  dari Direktorat Inovasi dan Hilirisasi Universitas Sebelas Maret memaparkan tentang Penulisan Artikel Ilmiah di Jurnal Nasional/Internasional. Venty Suryanti mengatakan, ada dua paradigma dalam menulis artikel ilmiah yaitu paradigma lama dan paradigma baru. Paradigma antara lain menulis artikel akan mendapatkan honor dari jurnal, menulis karena diundang oleh jurnal. Selanjutnya struktur artikel mirip dengan laporan penelitian atau skripsi/thesis/disertasi yaitu pendahuluan (dibagi latar belakang, perumusan masalah, tujuan), metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, daftar Pustaka. Selain itu feferensinya kebanyakan berupa buku-buku.

“Sedangkan pada paradigma baru, penulis artikel membayar Article Processing Charge (APC) ke jurnal atau pembaca yang membayar untuk membaca artikel. Hal lainnya adalah menulis karena membutuhkan publikasi hasil riset. Untuk struktur artikel terbaru yaitu pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, dan daftar Pustaka. Sedangkan untuk referensinya kebanyakan berupa artikel-artikel jurnal ilmiah terbaru”, jelasnya.

Venti juga menjelaskan bahwa  publikasi riset yang berkualitas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Yang pertama adalah overview literatures yang komprehensif dan menunjang novelty atau kontribusi kebaruan. Hal ini perlu mesin pencari yang handal, lengkap, berkualitas, misalnya Scopus. Selain itu adanya akses Fulltext Articles References.

Hal yang kedua adalah proses riset dengan metode yang tepat dan analisis hasil riset yang berkualitas.Hal ini memerlukan waktu dan peralatan penelitian laboratorium yang lengkap / mencukupi dan mutakhir serta metode penelitian yang tepat.

Yang ketiga adalah penulisan artikel ilmiah yang baik dan berkualitas. Ini berhubungan dengan kualitas literatur referensi dan proses-analisis hasil riset yang baik. Kunci keberhasilannya adalah banyak membaca literatur berkualitas. Dan hal terakhir yang perlu diperhatikan adalah pemilihan jurnal ilmiah yang tepat sebagai tempat publikasi ilmiah terutama yang tidak berbayar.

Penulis: Witono

Editor: Dedy

Kategori Humas
MBKM
IKU
IKU 4. Praktisi Mengajar di Dalam Kampus