Mahasiswa KKNM 14694 UNY mengajarkan pembuatan kue semprit pada ibu-ibu PKK Gedogan, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul. Para mahasiswa itu adalah Dani Ahmad Nugraha, Erika Vridyaputri, Adelia Putri Maharani, Cintya Dewi Paramestri, Inas Aimannisa, Mochamad Ibnu Wahid Sidqi M, Maria Thessalonica Canny N dan Sharneva Carellita Wibawa.
Menurut Ketua KKN Dani Ahmad Nugraha kue semprit adalah sejenis kue kering tradisional yang populer di Indonesia sejak jaman dulu. “Semprit dalam bahasa Indonesia berarti ‘memercik’ atau ‘menyemprot’ yang mengacu pada cara pembuatan kue ini dengan menggunting atau menyemprot adonan melalui cetakan sehingga membentuk pola tertentu” kata Dani, Jumat (22/9). Dengan pelatihan ini diharapkan para ibu warga Gedogan dapat mengembangkan kreativitasnya dalam membuat kue kering sekaligus menjualnya sebagai pendapatan tambahan bagi keluarga. Selain itu juga sebagai inovasi usaha serta kegiatan rutin dan hiburan bagi ibu-ibu PKK sekaligus mempererat hubungan sosial kemasyarakatan.
Penanggungjawab pelatihan Erika Vridyaputri mengatakan dalam pelatihan ini bukan hanya dalam pembuatan kue keringnya namun juga diajarkan cara menentukan harga jual, pengemasan sekaligus pemasarannya melalui media sosial. Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan kue semprit adalah 250 gram terigu segitiga biru, 27 gram susu bubuk, 125 gram gula halus, 200 gram margarin, 1 butir kuning telur, 1 sdt vanili bubuk/cair dan choco chips sebagai opsional. Cara membuatnya sangrai tepung terigu dengan api kecil ± 5 menit kemudian ayak tepung dan sisihkan. Campurkan margarin, gula halus, susu bubuk, vanili, kuning telur menggunakan spatula hingga lembut dan tidak ada yang menggumpal. Campurkan tepung terigu sangrai yang sudah diayak dengan bahan basah kemudian diuleni hingga adonan tidak lengket di tangan atau di spatula. Pipihkan adonan kemudian cetak adonan dengan cetakan. Apabila menggunakan spuit maka dibentuk dengan spuit. Hias dengan chocochips atau kismis. Letakkan pada loyang kemudian panggang di oven dengan suhu ± 140-150°C selama 30-40 menit, kue semprit jadul siap dihidangkan. “Sebaiknya tepung disangrai dulu agar mendapatkan hasil kue lembut dan renyah dan panggang dengan suhu rendah untuk menghasilkan kue yang matang luar dalam” kata mahasiswa prodi Manajemen FEB UNY tersebut.
Adelia Putri Maharani mengatakan bahwa kue semprit jadul ini selain dipasarkan secara tradisional juga dapat dipasarkan melalui sosial media. “Hal yang harus diperhatikan dalam bisnis kue kering pertama kali adalah tentukan target pasar, perhatikan kualitas bahan baku, buat kemasan yang menarik dan tetapkan harga yang tepat” katanya. Untuk media sosial, mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi Fishipol UNY tersebut mencontohkan melalui TikTok dimana untuk memasarkan kue kering melalui media ini perlu membuat kontennya untuk menunjukkan keunggulan kualitas produk. Tidak lupa menggunakan sound dan hashtag TikTok yang sedang trend di masyarakat. Selain itu pemasaran kue kering semprit jadul juga dapat melalui media sosial lain seperti status WhatsApp, Instagram, Facebook, atau melalui marketplace.
Penulis: Dedy
Editor: Sudaryono