Fakultas Teknik UNY Jalin Kemitraan Dengan Industri

Hasil industri

Departemen Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNY jalin kemitraan dengan industri untuk mengembangkan Klinik Industri. Hal ini karena Pendidikan Teknik Mesin telah memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk pengembangan desain produk, analisis dan simulasi desain, pembuatan prototype. Fasilitas tersebut antara lain mesin las dan fabrikasi logam, peralatan pengujian bahan, mesin perkakas CNC dan konvensional, perangkat lunak desain dan simulasi teknik. Kegiatan ini mendapat bantuan dana dari Matching Fund Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI. Ketua Pelaksana Dr. Mujiyono mengatakan kegiatan ini mewujudkan konsep link industri sebagai realisasi triple helix yaitu akademik, bisnis dan pemerintah. “Klinik industri ini dapat meningkatkan daya saing industri kecil menengah serta link and match dan indikator kinerja utama perguruan tinggi” katanya, Selasa (25/4). Para dosen yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Dr. Ir. Mujiyono, Prof. Dr. Eng. Didik Nurhadiyanto, Heri Wibowo, M.T., Dr. Apri Nuryanto, dan Prof. Setyabudi Indartono, Ph.D.

Menurut Prof. Didik Nurhadiyanto, mereka menggandeng industri cor aluminium CV. C-Maxi Alloycast. “Permasalahan utama mitra adalah jumlah konsumen menurun yang disebabkan inovasi produk kurang, kualitas produk kurang bersaing, dan harga kurang kompetitif” papar Didik. Selain itu terdapat permasalahan terkait sumber daya manusia yaitu kompetensi yang cenderung stagnan dan memerlukan peningkatan SOP kerja, serta belum diaplikasikan budaya kerja yang optimal terutama 5R dan K3 secara menyeluruh untuk setiap divisinya. Solusi dalam menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan Klinik Industri sebagai upaya peningkatan produktivitas usaha cor alumunium.

Heri Wibowo, MT menjelaskan dalam kemitraan yang didanai Program Matching Fund ini bertujuan untuk menginovasi produk komponen sepeda casting alumunium dan desain produk velg sepeda motor casting alumunium. Selain itu juga menginovasi produk wajan dan menerapkan teknologi tepat guna untuk efisiensi energi dengan smart burner. “Termasuk mendampingi penerapan SMK3 sehingga harapannya dapat menjadi pusat inovasi dan riset cor alumunium” katanya.

Diungkapkan Dr. Apri Nuryanto kegiatan ini telah menghasilkan luaran utama berupa pendirian klinik industri. Klinik industri dengan aktivitas teaching factory dan magang industri, diklat dan sertifikasi, manajemen, IT Support, konsultasi industri, inovasi riset, technopreneurship, dan kultur industri. Kegiatan yang sudah berjalan adalah kultur industri berupa pendampingan penerapan K3 dan 5R, magang industri, project based learning bagi mahasiswa, inovasi riset berupa pengembangan burner dan tungku peleburan aluminium berbahan bakar biomassa, dan desain serta simulasi produk-produk berbahan aluminium cor. Masing-masing kegiatan menghasilkan luaran diantaranya adalah prototipe casting sepeda listrik roda tiga beserta publikasi dan paten, prototipe, HKI desain industri, dan publikasi terkait velg sepeda motor” ujarnya. Selain itu juga berhasil membuat prototipe dan HKI wajan alumunium, prototipe, HKI desain industri, dan publikasi terkait dengan peleburan alumunium, HKI buku ajar penerapan SMK3 di Industri dan buku naskah akademik yang diwujudkan menjadi buku panduan dan HKI Buku. Kendala lain diantaranya adalah ketersediaan motor listrik dan controller yang terbatas untuk spesifikasi sepeda listrik roda tiga.

Penulis: Dedy

Editor: Sudaryono

Kategori Humas
MATCHING FUND