Sampah saat ini menjadi permasalahan yang sering dijumpai di berbagai tempat. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, produksi sampah juga mengalami peningkatan. Peningkatan produksi sampah tersebut, baik itu sampah organik maupun anorganik, tidak diimbangi dengan pengelolaan sampah yang baik. Ditambah lagi, keterbatasan sarana pembuangan sampah dan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan mengakibatkan masyarakat membuang sampah pada tempat yang tidak semestinya. Hal inilah yang kemudian menyebabkan pencemaran lingkungan.
Pengelolaan sampah sejatinya memang perlu dilakukan dari skala yang kecil sekalipun, misalnya saja dalam skala rumah tangga. Sampah rumah tangga kebanyakan didominasi oleh jenis sampah organik basah, seperti sisa-sisa sayuran, kulit buah, nasi, air cucian beras, dan lain-lain. Daripada hanya dibuang begitu saja atau bahkan malah mencemari lingkungan, sampah rumah tangga sebenarnya dapat diolah menjadi barang yang lebih bernilai, antara lain dengan menjadikannya kompos dan pupuk organik cair (POC). Akan tetapi, kebanyakan masyarakat enggan membuat kompos maupun POC karena kurangnya pemahaman mengenai dampak negatif pencemaran lingkungan, nilai atau manfaat kompos dan POC, serta proses pembuatannya. Hal inilah yang melatarbelakangi Yeni Wulansari, mahasiswi KKN K066 UNY, untuk mengadakan sosialisasi mengenai “Pemanfaatan Limbah Dapur sebagai Kompos dan POC (Pupuk Organik Cair)”.
Sosialisasi “Pemanfaatan Limbah Dapur sebagai Kompos dan POC (Pupuk Organik Cair)” ini merupakan salah satu program kerja individu Yeni Wulansari, mahasiswi program studi Kimia yang tergabung dalam kelompok KKN K066 UNY tahun 2019 di Dusun Sanggrahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dengan dibantu oleh rekan satu kelompoknya, Herlinda Sukmaningtyas (Biologi), Destri Ananda Prihatini (Ilmu Komunikasi), Fauzi Ahmad Pamungkas (Ilmu Sejarah) dan Aulia Dwi Novitasari (Manajemen) telah dilakukan sosialisasi baru-baru ini yang bertempat di serambi Masjid Al-Ikhlas Dusun Sanggrahan. Sosialisasi dihadiri oleh 15 orang ibu-ibu PKK.
Dalam sosialisasi ini dipaparkan mengenai permasalahan sampah saat ini beserta solusi yang dapat dilakukan oleh ibu-ibu PKK, manfaat kompos dan POC, proses pembuatan kompos dan POC, serta penunjukkan hasil kompos maupun POC yang sudah jadi. Dilakukan pula demo pembuatan POC, yakni dengan mencampurkan air cucian beras pertama, bioaktivator EM4, dan larutan gula jawa (perbandingan 50 : 1 : 1). Proses pembuatan kompos pun sangat sederhana, yakni dengan mencampurkan sampah organik dengan campuran air, EM4, dan larutan gula jawa (perbandingan 50 : 1 : 1) kemudian menyusunnya lapis demi lapis dengan tanah yang ditempatkan dalam karung untuk selanjutnya dieramkan di tempat yang teduh dan dilakukan pembalikan secara periodik (5 hari sekali). Diharapkan dengan mengetahui manfaat kompos dan POC, serta proses pembuatannya yang mudah, ibu-ibu PKK dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut, sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah organik sekaligus menambah nilai guna sampah organik tersebut. Ibu-ibu PKK memberikan respon yang sangat baik dan antusias dalam mengikuti sosialisasi. Ibu Ning, wakil ketua PKK Dusun Sanggrahan, mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat, mengingat sampah menjadi permasalahan yang serius di dusun ini. (Yeni Wulansari)