Athi Nur Auliati Rahmah, merupakan alumni Pend Fisika FMIPA UNY 2018 yang lulus tanpa skripsi pada wisuda Februari 2022. Kecintaan Athi pada nanomaterial bermula saat S1 di UNY, Ia dikenalkan dengan carbon-nanodots oleh dosen fisika Wipsar Sunu Brams Dwandaru, S.Si., M.Sc., Ph.D. dan berhasil meraih beberapa prestasi karya tulis ilmiah bersamanya saat meneliti di laboratorium fisika FMIPA UNY. Wipsar Sunu Brams Dwandaru juga merupakan Alumni University of Bristol Inggris.
Athi saat ini berkuliah di University of Bristol UK jurusan Nanoscience and Functional Nanomaterials, Bristol Centre for Functional Nanomaterials dengan beasiswa Indonesia Maju yang didapatkan dari Puspresnas-Puslapdik-Kemdikbudristek RI berkat rekognisi perolehan medali emas LIDM dan juara 1 Talent Challenge Puspresnas. Dalam penelitian yang mendapatkan penghargaan ini, ia melakukan penelitiannya di School of Chemistry University of Bristol yang riset kimianya terbaik se UK (THE analysis of REF, 2021).
Mapres UNY 2021 ini bersyukur karena dianugerahi penghargaan poster terbaik pada Great Western Electrochemistry Conference yang diselenggarakan oleh University of Bath bersama Royal Society of Chemistry dan International Society of Electrochemistry pada 5 Juni, 2023. Penelitian ini tentang perubahan struktur kristal material nano perovskite untuk meningkatkan elektrokatalitiknya. Ini adalah penelitian kolaboratif antara kelompok penelitian Electrochemistry and Solar yang dibimbing Prof David Fermin selaku supervisor bersama mahasiswa S3 beliau, dan Diamond Light Source, fasilitas sains sinkrotron nasional Inggris. Menurut Athi perovskite itu menjadi bahan untuk menyimpan energi, misal baterai atau solar panel. “Komposisi dan struktur kristal perovskite ini salah satu tantangan besar dalam sistem konversi energi elektro-kimia” katanya, Selasa (13/6). Tantangan besarnya adalah merasionalkan komposisi materialnya. Beda komposisi bisa jadi beda struktur kristalnya. Struktur kristal yang sama-pun bisa beda elektrokatalitiknya. Oleh karena itu dicari komposisi mana yang paling tepat.
“Saya bisa bersaing dengan mahasiswa doktoral dan Postdoc dari Oxford, Bath, Bristol, Southampon, dan Swansea, padahal saya mahasiswa master” kata Athi. Salah satu juri dari Swansea bahkan memuji poster Athi saat dipresentasikan. Warga Guluk-Guluk Sumenep Madura itu pernah mendapat medali emas LIDM cabang poster digital Puspesnas 2021. Menurutnya hobi menggambarnya berdampak untuk menyokong bidang keilmuan sains yang ia pelajari saat ini.
School of Physics - University of Bristol terkenal di bidang sains selama lebih dari seratus tahun. Sekolah ini diakui di seluruh dunia untuk penelitian perintisnya dalam mekanika kuantum, semikonduktor, benda terkondensasi dan fisika logam, sinar kosmik dan astrofisika, glasiologi, interferometri sinar-X, optik topologi, dan yang baru-baru ini, ilmu nano dan ilmu informasi kuantum. Athi merupakan salah satu dari tiga perempuan yang mempelajari nanomaterial di University of Bristol yang merupakan top 10 di UK dan peringkat 61 di dunia. “Riset-riset di sini nomor empat terbaik di Inggris, jadi laboratoriumnya super canggih seperti di film-film Avengers. Dosen-dosen saya ilmuwan kondang dan risetnya bersama lembaga-lembaga dunia” cerita Athi yang sangat senang mempelajari setiap modul pengajaran dari dosen untuk memperluas pengetahuannya secara teoritis dan praktis. Meskipun program studi yang ditempuhnya di bawah naungan School of Physics, Athi berkesempatan untuk belajar banyak aplikasi nanomaterial dari sekolah dan fakultas lain, seperti School of Chemistry dan Dental School.
Penulis: Athi
Editor: Dedy