UNY BANTU PRODUKSI APD UNTUK TENAGA MEDIS

Jamak kita ketahui bahwa paramedis yang merupakan garda terdepan dalam perawatan pasien positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang berjuang dengan ikhlas dan tak kenal takut hanya berbekal dengan APD ala kadarnya. Berawal dari kondisi tersebut, Program Studi Pendidikan Teknik Busana (S1) dan Tata Busana (D4) UNY ingin berkontribusi dalam upaya penangananCovid-19 dengan membuat alat pelindung diri (APD) secara massal yang terdiri atas baju hazmat, masker, dan pelindung muka (face shield). Adam Jarussalem, Ph.D., selaku Ketua Jurusan dan koordinator kegiatan ini, menuturkan bahwa total ada 400 set APD yang diproduksi dan akan dibagikan ke sejumlah layanan kesehatan di 4 kabupaten DIY, yakni  Sleman, Bantul. Gunung Kidul, dan Kulon Progo, disamping juga untuk Tim Covid Crisis Centre (C3) UNY.

“Baju hazmat yang kami produksi terdiri dari 3 jenis mengingat ketersediaan bahan, yakni parasit, spunbound 50 gsm, dan spunbound laminasi 75 gsm. Kami menyadari bahwa baju hazmat yang dihasilkan ini belum tentu sesuai standar karena tidak dilakukan uji medis yang terstandar,” papar Adam. Namun demikian UNY tetap memroduksi APD ini mengingat ketersediaan APD bagi paramedis yang masih minim. Penggunaan APD ini lebih baik dari pada tidak memakai sama sekali.  APD bantuan ini tidak menjamin 100% aman dari virus namun mampu menjamin mengurangi jumlah paparan dari Covid-19. Oleh karenannya APD ini ditujukan untuk paramedis yang tidak bersentuhan langsung dengan pasien Covid-19 atau jika dipakai oleh paramedi yang bersentuhan langsung dengan pasien positif Covid-19 maka baju hazmat produksi UNY ini sebagai salah satu pakaian pelapisnya dimana harus dilapisi lagi dengan baju APD standar medis lainnya.

“Langkah ini kami ambil karena melihat fakta minimnya ketersediaan alat pelindung diri (APD) membuat banyak petugas khususnya tenaga medis di daerah terpaksa masih mengunakan pelindung seadanya,” pungkas Adam ketika ditanya terkait latar belakang kegiatan ini.

Sedangkan Triyanto, MA., Koordinator Program Studi D4 Tata Busana, yang ditemui disela-sela proses pembuatan APD ini menuturkan bahwa proses produksi dilakukan hampir setiap hari sedari tanggal 6 April 2020 di laboratorium garment dan secara work from home yang melibatkan 10 mahasiswa Busana yang merantau di Yogyakarta dan tidak bisa mudik ke kampung halaman sehingga dapat memberikan aktivitas positif selama pembelajaran secara online. Lebih lanjut Triyanto, memaparkan spesifikasi APD yang dibuat yakni Baju hazmat (hazardous materials) yang merupkan perlengkapan perlindungan pribadi yang terdiri dari bahan yang impermeabel dan digunakan untuk proteksi melawan material berbahaya.

Baju hazmat yg diproduksi ada 3 tipe berbasis pada bahan bakunya: 1) baju hazmat berbahan parasit; 2) baju hazmat berbahan spunbound laminasi; dan 3) baju harmat berbahan spunbound yang diharapkan mampu menahan cairan/droplet.

Masker kain yg terdiri atas 3 lapis dimaksudkan untuk mengoptimalkan pencegahan infiltrasi virus. Lapisan luar berbahan kain waterproof sehingga dapat mencegah terserapnya droplet yang terpancar dari orang sekitar/lawan bicara; Lapisan tengah berbahan viselin yang difungsikan sebagai filter/penyaring atas mikron yang masuk ke masker dan Lapisan dalam berbahan kain antibakteri serta penutup wajah (face-shield) yang berfungsi untuk menutupi wajah dari droplet orang sekitar/lawan bicara. (hryo)