Bupati Wonogiri : Trust Adalah Kunci Membangun Kepemimpinan

“Saya itu adalah keluarga marginal, miskin, tidak terpandang. Bagaimana orang melirik kepada saya? Orang tua juga akan berfikir untuk menjodohkan anaknya dengan saya. Karena itu pasti cinta saya selalu ditolak” demikian jawaban Bupati Wonogiri Joko Sutopo yang membuat ruangan IsDB FIS UNY riuh tawa dan tepuk tangan.  Joko Sutopo atau Jekek  menjawab salah satu pertanyaan mahasiswa setelah mendengar masa lalu Bupati Wonogiri yang berasal dari keluarga kurang mampu, tetapi berhasil menjadi Bupati. Acara Talkshow Leadership dipandu Wakil Dekan Kemahasiswaan dan Alumni FIS UNY Dr. Supardi, M.Pd. sebagai rangkaian   Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Kamis 25/08. Kegiatan diikuti 2000 mahasiswa dan dosen yang hadir secara luring dan daring.

Acara tersebut membahas bagaimana menjadi pemimpin sejati dicintai rakyat. Untuk menjadi pemimpin yang dicintai rakyat, harus membangun  kepercayaan dan komitmen yang kuat. Pemimpin harus selalu membela rakyat, dan mengutamakan rakyat. Demikian  salah satu poin penting yang disampaikan Bupati Wonogiri Joko Sutopo. Jekek, bercerita pengalamannya bagaimana perjuangan untuk membela rakyat kecil menuju kesejahteraan, melalui landasan visi yang kuat.  Pendidikan dan Kesehatan menjadi dasar penting dalam membangun kesejahteraan rakyat, sehingga menjadi prioritas Kabupaten Wonogiri. “Kami memberikan beasiswa  lebih dari 600 mahasiswa  Wonogiri yang tidak terakomodasi dalam beasiswa pemerintah pusat. Perhatian  dalam Pendidikan telah berhasil menaikan peringkat Wonogiri dalam sektor peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)” jelas Jekek.

Dalam acara yang dipandu Wakil Dekan Kemahasiswaan dan Alumi FIS UNY tersebut,  Jekek memberikan tips bagaimana membangun kepercayaan yang kokoh. Kunci utama yang perlu diperhatikan adalah kedisiplinan. “Kita mulai disiplin dalam hal-hal kecil, ini sangat penting karena akan membentuk karakter kita.” Tegas Jekek. Kemenangan Pilkada tahun 2020 sebesar 84%, membuktikan kecintaan rakyat kepada Jekek. Menjawab pertanyaan mahasiswa bagaimana  dia berhasil menjadi tokoh yang dicintai rakyat, Jekek menekankan pentingnya memperhatikan semua lapisan masyarakat. “saya tidak pernah bercita-cita menjadi Bupati, mimpi saja tidak. Saya baru aktif di Partai beberapa tahun sebelum menjadi BUpati. Saya merasa ada panggilan jiwa untuk memperjuangkan rakyat. Salah satunya melalui partai politik, yang kemudian mengantarkan saya menjadi BUpati. Dalam posisi ini saya sadar, bahwa saya harus berpihak kepada rakyat.” Tegas Jekek. 

Di hadapan Sebagian peserta mahasiswa baru FIS UNY tersebut Jekek berpesan agar para mahasiswa punya visi, punya mimpi. Dengan mimpi mahasiswa akan terus berjuang hingga memperoleh keberhasilan. “Saya berpesan kepada mahasiswa baru untuk focus studi dan mengembangkan diri, karena masa depan Indonesia ada di Pundak kalian..” tegas Jekek disambut tepuk tangan riuh.

Talkshow yang berlangsung pukul 09.00-12.00 tersebut juga dihadiri Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes. dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNY Dr. Suhadi Purwantoro, M.Si. Dalam sambutan dan pengantar talkshow Sumaryanto menekankan pentingnya  totalitas dalam menjadi pemimpin. “Pemimpun jangan hanya pandai bicara, tetapi miskin aksi. Kita harus seimbang antara teori dan praktik. Kalau olahragawan terlalu banyak teori makan akan menjadi sastrawan olahraga, sama halnya kalau ilmuwan sosial terlalu banyak teori maka akan menjadi sastra sosial. Karena itu mari kita seimbangkan antara teori dan praktik” tegas Rektor yang terkenal dengan kedisiplinannya ini.

Dalam kesempatan tersebut Sumaryanto juga berpesan agar civitas akademika, dosen, mahasiswa, tendik untuk terus berprestasi. Prestasi bisa dalam bentuk apapun yang terwadahi dalam tri dharma perguruan tinggi. Karena itu Sumaryanto memberikan semangat kepada mahasiswa untuk aktif dalam berbagai kegiatan di kampus. (SPD)