Sambal Lezat Dari Ikan Tengiri Karya Mahasiswa UNY

Sambal ikan tengiri karya mahasiswa

Sebagai negara maritim Indonesia memiliki lautan yang luas sehingga potensi ikan lautnya sangat banyak. Di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah potensi ikan yang melimpah tersebut menjadi salah satu peluang untuk meningkatkan perekonomian rakyat. Purworejo merupakan salah satu daerah pesisir di Indonesia yang memiliki komoditi laut utama berupa ikan tengiri, ikan layur dan ikan bawal. Jumlah ikan-ikan tersebut bisa sangat banyak ketika panen. Hasil alam lautan yang melimpah oleh warga sekitar kemudian dijual secara langsung dalam kondisi masih segar. Selain potensi alam dari lautnya, Kabupaten Purworejo juga memiliki hasil pertanian yang melimpah. Potensi cabai besar dan cabai merah di daerah setempat menempati urutan kedua dengan jumlah panen sebanyak 26.077 kuintal dan 13.524 kuintal. Jumlah tersebut tentu terbilang banyak sehingga hasil penjualannya dapat menjadi salah satu penyokong ekonomi daerah. Selain melakukan penjualan bahan mentah, potensi perekonomian Kabupaten Purworejo dapat lebih ditingkatkan dengan mengoptimalisasi sumber daya manusia setempat dalam kegiatan wirausaha.

Dua bahan mentah hasil alam kabupaten Purworejo ini menarik perhatian sekelompok mahasiswa UNY. Mereka adalah Laila Rahmawati dan Sir Hutammi Limandari prodi pendidikan biologi, Andini Jihan Ningrum prodi pendidikan matematika, Kholida Nailil Muna prodi matematika dan Kharisma Saski Larasati prodi akuntansi. Menurut Laila Rahmawati mereka mengolah kedua hasil alam yaitu cabai dan ikan tengiri tersebut menjadi sambal untuk meningkatkan penghasilan warga. “Sambal merupakan salah satu olahan khas Indonesia yang melegenda dan hampir selalu dijumpai setiap hari di meja makan” kata Laila. Masyarakat Indonesia terbiasa dengan cita rasa pedas sehingga menjadikan sambal sebagai pelengkap makanan. Ditambah lagi, sambal sudah menjadi identitas dan kuliner masyarakat Indonesia. Eksistensi sambal menjadi peluang yang besar bagi para wirausahawan untuk melakukan inovasi produk sambal sehingga dapat meningkatkan daya tarik konsumen. Sir Hutammi Limandari menambahkan, ikan tengiri (Scomberomorus commerson) sendiri mengandung protein yang cukup tinggi yaitu 21,4gr/100gr ikan. Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh yang berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur, sumber asam-asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Peran dari protein tersebut antara lain transportasi dan penyimpanan, proteksi imun, koordinasi gerak, katalisis enzimatik, membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf, serta pengendali pertumbuhan dan diferensiasi. Pemanfaatan potensi ikan tengiri yang jumlahnya mendominasi masih terbatas. Padahal jika terlaksana, hasil yang diperoleh dari usaha pengolahan ikan tengiri bisa jauh lebih menguntungkan dibanding hasil penjualan bahan mentah” katanya.

Andini Jihan Ningrum menjelaskan proses awal dari pembuatan sambal yang diberi nama Sambal Moro Tuo ini diawali dengan menyiapkan ikan tenggiri segar, kemudian dikukus dan disangrai, nantinya akan dimasak dengan sambal. Untuk sambalnya, diolah dari cabai rawit dan cabai keriting segar, dengan bumbu rempah-rempah yang terdiri dari bawang putih, bawang merah, garam, gula, daun jeruk, dan lengkuas. Bawang merah diiris kemudian ditumis dengan minyak bersamaan dengan cabai merah keriting yang diiris halus, daun salam, dan lengkuas. Sementara itu, bawang putih dan cabai rawit diblender halus dan turut ditumis, kemudian ditambahkan gula garam. Ketika rasa sudah pas, terakhir mencampurkan ikan tenggiri yang sudah disangrai dan dimasak hingga benar-benar matang dan mengeluarkan minyak. Kunci dari keawetan sambal tenggiri ini terletak pada pengemasan dan kebersihan alat dan bahan baku. Oleh karena itu, pengemasan dilakukan ketika suhu sambal selaras dengan suhu ruangan. Kemasan botol plastik dengan ketebalan sedang sudah disterilkan terlebih dahulu, sambal dimasukkan menggunakan sendok bersih dan disegel aluminium foil menggunakan mesin sealer induksi. Setelah itu ditutup rapat dan diberi label kemasan.

Menurut Kharisma Saski Larasati produk sambal ini sangat unik karena terbuat dari ikan tenggiri yang kaya akan protein karena tidak semua sambal di pasaran mengandung protein yang tinggi. Kemasan yang kami gunakan sangat protektif karena menggunakan sistem double lock pada tutup wadah ditambah kami memberikan fasilitas sendok di dalam kemasan agar mempermudah untuk pengambilan sehingga tingkat higienitasnya lebih tinggi” katanya. Selain itu, sambal ini ditawarkan dengan lima tingkatan level sehingga bagi penikmat sambal dengan toleransi kadar rasa pedas yang rendah tetap dapat menikmatinya. Menurutnya kegiatan wirausaha pembuatan sambal dilaksanakan bersama dengan warga setempat bertajuk sociopreneurship yakni melibatkan warga dalam berbagai kegiatan usaha. Mahasiswa bekerja sama dengan petani cabai dan nelayan di daerah Kecamatan Purwodadi sebagai mitra bisnis. Warga setempat diberikan kegiatan sosialisasi pengolahan usaha, dilibatkan menjadi bagian dari produksi wirausaha sekaligus menjadi mitra usaha. Dengan demikian, selain meningkatkan penghasilan, masyarakat juga dapat melanjutkan kegiatan transfer ilmu dan kegiatan saling bantu dalam kegiatan produksi usaha kepada warga lainnya sehingga aspek sosial dalam masyarakat semakin terasa. (Dedy)