Sudah sejak tahun 2014, kenang Prof. Suyanto selaku Rektor Senior Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), ia bersama koleganya melakukan sumbangan sukarela ke panti-panti asuhan di daerah Gunungkidul dan DIY. Seiring waktu, jumlah sumbangan dan donatur tersebut makin banyak.
Guna mengelola sumbangan tersebut dengan akuntabel dan bermanfaat lebih luas, Suyanto meluncurkan yayasan berbadan hukum dengan tajuk "Garda Peduli Anak Panti (GPAP). Peluncuran ini dilakukan di Panti Sejahtera, Ponjong, pada Minggu (01/03) sore. Hadir dalam acara tersebut Rektor UNY Prof. Sutrisna Wibawa beserta pimpinan universitas lainnya.
"Peluncuran GPAP ini, yang mana bertepatan dengan ulang tahun saya, kami harapkn membawa kesejahteraan untuj anak yatim. Bahkan visi kami kedepan, mampu berpartisipasi untuk puluhan ribu panti di indo," ungkap Suyanto.
Agar Yatim Tak Merasa "Yatim"
Melalui peluncuran GPAP sebagai yayasan berbadan hukum, Suyanto ingin anak yatim tak merasakan hidup dengan kurang layak. Fasilitas hidup yang layak dan kesempatan belajar, menjadi dua hal yang ingin dihadirkan oleh GPAP.
Hal ini telah dibuktikan di Panti Sejahtera, yang menjadi lokasi peluncuran GPAP. Panti tersebut memiliki bangunan layaknya rumah perumahan dengan joglo yang cukup besar. Bahkan, panti itu berdiri di atas sebuah bukit yang seluruh tanahnya merupakan wakaf dari seorang dermawan.
"Panti ini tidak kelihatan seperti panti. Tanah dan bangunannya, termasuk makam muslim yang juga ada di gunung ini, merupakan donasi dari dermawan Jakarta. Melalui fasilitas ini, kami tidak ingin anak yatim merasa yatim," imbuh Suyanto.
Kedepan, GPAP akan menggunakan pola seperti yang telah dilakukan di Panti Sejahtera dalam membina panti lainnya. Termasuk mengantarkan anak asuh yang tinggal di panti, untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi di UNY Kampus Gunungkidul yang berlokasi relatif dekat dengan Panti Sejahtera.
Asa tersebut disambut baik oleh Prof. Sutrisna Wibawa Rektor UNY yang juga menjabat sebagai Dewan Pengawas GPAP. Sutrisna mendorong anak panti untuk menjadi kreatif inovatif serta belajar sengan tekun. Sehingga menjadi anak yang cerdas dan memiliki masa depan cerah kelak ketika dewasa.
"Saya menyambut baik, dan saya mendorong anak panti binaan GPAP, mari gunakan fasilitas yang ada untuk terus meningkatkan kualitas diri. Jadilah anak yang pintar, maka anda dapat menuntut ilmu setinggi mungkin. Jangan khawatirkan tentang biaya," pungkas Sutrisna meyakinkan para anak asuh panti. (Ilham Dary A)