Dalam rangka dies natalis ke-58 Universitas Negeri Yogyakarta melakukan kegiatan penanaman pohon dan pertandingan tenis meja kategori ganda putra, putri dan campuran. Kegiatan yang digelar di Rektorat Jumat (13/5) tersebut dibuka oleh Rektor UNY Prof. Sumaryanto. Penanaman pohon sebanyak 3 buah yaitu pohon tanjung (Mimusops elengi), pohon mangga (Mangifera indica) dan pohon asem (Tamarindus indica) tersebut dilakukan oleh Ketua DPP IKA UNY Prof. Suyanto, Rektor UNY Prof. Sumaryanto dan Ketua Senat Prof. Zamzani. Menurut Suyanto pemilihan tanjung yang akan ditanam karena spesies pohon ini sudah tergolong langka. “Saya sebagai orang tua asuh pohon-pohon yang ditanam di UNY pada hari ini” katanya. Rektor UNY periode 1999-2003 tersebut juga pernah menanam pohon kepel di halaman GOR UNY saat peresmiannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa tahun lalu. Menurutnya pohon tanjung ini bunganya berbau harum sehingga dapat digunakan sebagai pengharum ruangan atau pakaian. Kayunya padat dan keras sehingga dimanfaatkan untuk bahan pasak dalam pembuatan perahu, tangkai tombak dan tangkai perkakas lain, almari, mebel serta untuk tiang rumah. Dikutip dari Wikipedia, kayu tanjung juga baik untuk bahan ukiran, penutup lantai dan bantalan rel kereta api. Pohon tanjung bertajuk rindang sehingga banyak dimanfaatkan untuk peneduh tepi-tepi jalan. Bagi Masyarakat Jawa di Yogyakarta, pohon tanjung juga termasuk pohon yang dianggap memiliki nilai filosofi. Pohon ini ditanam di sepanjang 'sumbu filosofi' Krapyak – Alun-alun Selatan – Kraton – Alun-alun Utara – Tugu, bersama-sama dengan pohon asam, mangga dan lainnya. Penanaman pohon ini sebagai salah satu upaya UNY dalam sustainable development goals pada bidang pendidikan bermutu, menjaga kesehatan dan menjaga ekosistem darat dalam hal keanekaragaman hayati sekaligus green matriks. Rektor UNY Sumaryanto mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian dies natalis UNY dan agar ditindaklanjuti dengan penanaman pohon di seluruh fakultas dan unit. Penanaman pohon ini juga merupakan upaya mereduksi pencemaran udara karena masalah global climate change dan global warming.
Pemilihan pohon mangga dan asem karena memiliki banyak manfaat bagi manusia. Pohon mangga yang berasal dari India mengandung nutrisi seperti serat, karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin C, kalsium, magnesium dan fosfor. Buah mangga juga digemari masyarakat karena segar dan sehat untuk dikonsumsi. Sedangkan pohon asem banyak digunakan masyarakat sebagai bumbu masakan atau penambah rasa asem. Selain itu asem juga digunakan dalam berbagai macam jamu tradisional, diantaranya untuk mengurangi radang atau rasa sakit sebagai tapal. Rebusan daun pohon asem dapat mengobati batuk dan deman sedangkan tumbukan kulit kayunya dapat untuk mengobati luka, borok atau bisul. (Dedy)