PENDIDIKAN BERMUTU UNTUK MEMBANGUN PERADABAN BARU

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X

Pencapaian Renaisans-Yogyakarta hanya bisa direalisasi dengan motor penggerak dan aktor perubahan yang diperankan oleh kelompok masyarakat kreatif lintas profesi dan lintas kelembagaan yang juga terdukung oleh pendidikan unggul yang lulusannya akan memperkuat entitas kreatif itu guna membangun peradaban maju yang bermartabat. UNY sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan bagian penting dari Kampus Merdeka, diharapkan meluluskan alumni calon-calon pendidik, bukan sekadar guru, yang siap mengembangkan pendidikan dan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan digitalisasi pendidikan tanpa tercerabut dari akar kebudayaannya. Demikian kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam pidato ilmiah Dies Natalis ke-57 UNY yang dilaksanakan secara daring di Sleman. Lebih lanjut diungkapkan bahwa Renaisans-Yogyakarta sebagai proses pergeseran peradaban ke arah yang lebih bermartabat-maju, meski tidak mengganti core-values, tapi harus mengubah core-behaviour dan core-competance sesuai core-culture Yogyakarta. “Seperti halnya perusahaan mengganti core-business, esensinya adalah strategi survival untuk bertahan hidup yang momentumnya dipandang tepat di tengah ekosistem budaya yang berubah karena Covid-19 ini” kata Sultan. Kebanggaan akan keberhasilan nenek-moyang, agar direkonstruksi untuk menginspirasi hadirnya wawasan kreatif tentang Renaisans-Yogyakarta. Dengan menghidupkan kembali kantung-kantung budaya di kampung-kampung, sehingga tercipta eco-system kehidupan berkebudayaan yang kondusif untuk menariknya ke arah peradaban baru.

Menurut Gubernur, pencapaian Renaisans-Yogyakarta hanya bisa direalisasi dengan motor penggerak dan aktor perubahan yang diperankan oleh kelompok masyarakat kreatif lintas profesi dan lintas kelembagaan yang juga terdukung oleh pendidikan unggul yang lulusannya akan memperkuat entitas kreatif itu guna membangun peradaban maju yang bermartabat. Diharapkan model sinergi 3-K: “Kaprajan-Kampus-Kampung” dikembangkan sebagai energi akselerasi bagi percepatan terwujudnya Renaisans-Yogyakarta. Kaprajan termasuk Kasultanan dan Kadipaten sebagai pamomong dan peneladan harus mengubah cara berpikir dan bertindak dengan menghidupkan kembali nilai-nilai budaya adiluhung agar menjadi perilaku warga. Sedangkan sebagai penyelenggara negara agar berpikir dan bekerja cerdas. Didukung oleh akademisi yang inventif dengan komitmen, rohaniawan yang mengamalkan kesalehan ritual dan kesalehan publik, wirausahawan yang inovatif dan berani mengambil risiko, didukung oleh rakyat Jogja-Istimewa yang kreatif.

Ketua Dewan Pertimbangan UNY sekaligus Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menyebutkan bahwa berkat kegigihan, pengabdian dan keikhlasan seluruh civitas akademika Universitas Negeri Yogyakarta telah banyak berkontribusi mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya. “UNY tidak boleh hanya mengejar status masyhur di kancah nasional maupun Internasional saja. Jangan sampai menjadi menara gading, yang melupakan dan mengabaikan nasib rakyat sekitarnya, amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi harus berimplikasi pada kesejahteraan warga” kata Abdul Halim Iskandar. Alumni IKIP Yogyakarta tersebut menyebutkan kekuatan lembaga pendidikan terletak pada relevansinya, yaitu pada kemanfaatan ilmu pengetahuan bagi masyarakat sebagai penjaga otoritas kebenaran ilmiah di tengah kondisi post truth, yang dibuktikan pada karya nyata civitas akademika di tengah-tengah warga masyarakat. Menteri Desa PDTT juga berharap agar UNY lebih proaktif mengambil peran untuk terjun langsung ke desa. Diantaranya dengan mengambil bagian dalam upaya bersama mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, yang dalam konteks pembangunan esa disebut SDGs Desa, dengan cara menjadi pusat unggulan (center of excellence) di bidang keilmuan sesuai dengan kompetensi intinya (core competence), mengarusutamakan SDGs Desa dalam proses pendidikan/pengajaran, menjadi mitra desa, pemerintah pusat dan daerah serta pemangku kepentingan lainnya dalam melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SDGs Desa.

Rektor UNY Sumaryanto dalam sambutannya memaparkan, tema Dies Natalis UNY ke-57 adalah ‘Pendidikan Bermutu untuk Membangun Peradaban Baru’. “Tema ini diambil untuk memperteguh komitmen UNY sebagai salah satu universitas kependidikan di Indonesia yang mempunyai peran strategis dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan nasional dengan menciptakan tenaga pendidik dan kependidikan yang unggul, kreatif, inovatif, takwa, mandiri, cendekia” kata Sumaryanto. UNY senantiasa berupaya meningkatkan berbagai layanan baik internal maupun eksternal selama masa pandemi. Peningkatan layanan tersebut berupa penyediaan fasilitas akademik berupa bantuan kuota, penurunan UKT, pemberian sembako dan berbagai layanan yang mendukung mahasiswa agar tetap aktif. Sedangkan layanan eksternal berupa jalinan kemitraan dengan berbagai industri dan institusi di tingkat nasional, regional dan internasional.

Dies Natalis ke-57 UNY diperingati dengan prinsip kesederhanaan dan kepedulian karena masih dalam keprihatinan pandemi Covid-19. Kegiatan ini diharapkan dapat menggerakkan kembali akvitas civitas akademika UNY baik daring maupun luring. Dalam kesempatan ini juga diumumkan dosen berprestasi dan pemberian penghargaan masa bakti 40 tahun. (Dedy)