UNY menerima kunjungan benchmarking dari Pusat layanan Internasional (Pelita) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa pada hari Selasa, 8 Juni 2021. Dalam kegiatan ini, rombongan dari Untirta dipimpin langsung oleh Dr. Udi Samanhudi selaku Kepala Pelita Untirta. Rombongan dari Untirta disambut secara langsung oleh Basikin Ph.D selaku Kepala Kantor Layanan Internasional (KLI) UNY, Faqih Ma'arif, M.Eng selaku Staf Ahli Kerjasama Luar Negeri (KLN) BPKS UNY, dr. Kartika Ratna Pertiwi, Ph.D. selaku Sekretaris KLI beserta para staf. UNY dipilih Pelita Untirta sebagai tujuan bench marking karena historis dan reputasi Kantor Internasional UNY yang baik dalam pengelolaan layanan dan kerja sama internasional.
“Kami ingin mempelajari program mobilitas internasional, pengelolaan BIPA serta kerja sama luar negeri di UNY,” buka Dr. Udi Samanhudi. Saat ini Pelita Untirta telah memiliki 14 orang staf untuk mendukung berbagai layanan internasional. Terkait pengelolaan mahasiswa asing, Untirta sejak tahun 2019 sudah menerima mahasiswa asing melalui program Darmasiswa dan beasiswa internal Untirta.
UNY menyambut baik kunjungan Pelita Untirta dan memberikan presentasi terkait kegiatan layanan dan kerja sama internasional serta rencana strategis kedepan. Basikin Ph.D selaku Kepala KLI UNY menyatakan bahwa terkait pengelolaan mahasiswa asing, selama lima tahun terakhir, UNY telah menerima kurang lebih 600 mahasiswa internasional melalui skema beasiswa Darmasiswa, beasiswa KNB serta beasiswa YSU DISS.
UNY menyatakan kesiapan untuk berkolaborasi dengan Untirta. Kegiatan yang paling mungkin dilaksanakan dalam jangka dekat antara lain penyelenggaraan kegiatan non-degree berupa short course dan summer course. KLI sudah mulai melakukan identifikasi awal terkait mata kuliah praktik, serta koordinasi dengan prodi untuk penyiapan prodi. Peran KLI UNY disini adalah melakukan pendampingan, memberikan penguatan terhadap calon pengajar program,” kata Basikin Ph.D. Selain itu menurut Faqih Ma'arif, M.Eng., kegiatan kerja sama bisa dalam bentuk joint research dan joint publication.
Internasionalisasi tanpa promosi jelas adalah tidak mungkin. Untuk membuka peluang kerja sama baru, mengikuti expo Pendidikan di luar negeri patut untuk dipertimbangkan. “Expo yang diselenggarakan oleh KBRI sebenarnya berbayar, tetapi apabila universitas memiliki hubungan yang baik dengan KBRI, maka akan diundang oleh KBRI dan mendapatkan bantuan pendanaan,” kata dr. Kartika Ratna Pertiwi, Ph.D. Faqih Ma'arif, M.Eng., juga menambahkan bahwa selain mengikuti pameran di luar negeri, UNY secara internal juga memberikan bantuan dana bagi prodi untuk mengikuti asosiasi profesi baik di dalam negeri maupun luar negeri. UNY juga telah bergerilya secara aktif untuk program Erasmus.
Pada akhir pertemuan dilakukan penandatanganan IA antara UNY dengan Untirta serta foto bersama. “Mari kita nyatakan bahwa spirit di tahun 2021 adalah global engagement,” tutup Basikin, Ph.D. (Laksa)