Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) harus kita kawal bersama-sama. Akan menjadi ikon prodi Kimia melalui hibah kompetisi , menjadi pusat unggulan di FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta dan akan menjadi rujukan berbagai perguruan tinggi.
Mengacu pada 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) salah satunya adalah lulusan mendapat pekerjaan yang layak tentunya perlu kita manifestasikan kedalam kurikulum, agar kurikulum yang kita kembangkan membekali kepada para mahasiswa agar ketika lulus mereka tidak asing dengan keahlian pekerjaan yang akan dilaksanakan di dunia kerja. Dengan demikian perlu dilakukan penguatan terhadap mahasiswa.
Hal tersebuat disampaikan oleh Prof. Dr. Margana, Wakil Rektor Bidang Akademik UNY saat membuka Workshop Sinergi Kurikulum MBKM Prodi Kimia dengan Alumni, Industri dan Prodi Lainnya di Jurusan Pendidikan Kimia UNY yang diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY. Acara dilaksanakan secara luring dan daring pada Jumat 20/8/21 di Yogyakarta.
Lebih lanjut Prof. Margana menjelaskan, IKU yang kedua yaitu mahasiswa mendapat pengalaman diluar kampus. Kurikulum MBKM memberikan kebebasan kepada para mahasiswa untuk mengambil mata kuliah diluar kampus seperti transfer kredit, KKN, dsb.
Sementara itu pembicara Windra Setyawan, S.Si., (alumni & PT Esye Natural Kosmetindo) dalam sharing alumni & sinergi Kurikulum S1 Kimia dengan Industri menceritakan tentang pengalamannya bekerja di industri terapan berbagai bidang yaitu di industri pakan ternak, industri farmasi, kemudian ke industri kosmetik.
“Dari pengalaman bekerja di ketiga industri tersebut kurikulum yang saya dapat sudah cukup memberikan dasar ilmu bagi alumni dalam menghadapi dunia kerja. Keilmuan yang diperoleh menyesuaikan dengan lingkup jenis industri/pekerjaan”, jelasnya.
Windra memaparkan, dari ketiga pekerjaan industri tersebut hal yang perlu lebih diperdalam dalam pengetahuan kimia yaitu pengetahuan tentang instrument. Ketika saya masuk ke industri farmasi saya melihat instrument analisa lebih kompleks. Bagaimana cara menggunakan alat ini. Disatu sisi membuat saya tertantang untuk bisa menggunakannya dengan benar, tapi disisi lain ada kekhawatiran bagaimana nanti kalau alatnya rusak. Yang perlu diperdalam adalah penggunaan High performance liquid chromatography (HPLC) karena alat ini umum digunakan diberbagai industri.
Saran saya sebagai alumni yang sudah bekerja di industri, lanjut Windra, yaitu memperkaya informasi tentang instrumentasi pengujian, menyisipkan materi terkait quality management system, serta pengadaan instrument pendukung mata kuliah yang relevan.
Pembicara lain pada workshop tersebut yaitu Dr. Maria Paristiowati (Tim Perumus CPL Kimia dan Pendidikan HKI), serta Dr. Harry Firman, Tim Ahli SEAQIS (SEAMEO QITEP in Science). (witono)