Indonesia adalah salah satu bagian dari belahan bumi yang dikarunia kekayaan alam yang luar biasa, baik dalam bentuk minyak bumi dan batu bara, maupun tanaman buah-buahan dan sayuran yang beraneka ragam semua dapat dijumpai. Salah satu buah yang tumbuh subur dan tak mengenal musim adalah buah pepaya. Bahkan tanaman pepaya demikian mudahnya berkembang di tanah manapun hanya dengan biji yang dibuang tanpa sengaja. Namun demikian banyak juga petani pepaya yang memang memfokuskan diri untuk membudidayakan tanaman pepaya dengan berbagai jenis, mulai dari pepaya lokal asli Indonesia, sampai pepaya jenis dari luar atau persilangan, seperti pepaya Bangkok, California, Hawai, Thailand, Red Lady, dan lain-lain. Lalu bagaimana agar kita dapat mengambil nilai gizi dari buah pepaya mentah yang bahannya mudah diperoleh dan tak perlu merogoh kantung dalam-dalam di masa sulit pandemi Covid-19 saat ini? Hal ini diungkapkan dosen jurusan pendidikan kimia Fakultas MIPA UNY Dr. Das Salirawati dalam Workshop Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) yang dilaksanakan secara daring belum lama ini.
Wanita kelahiran 16 Oktober 1965 tersebut memaparkan buah pepaya yang masih mentah dan segar memiliki kandungan gizi diantaranya: air 92,3 gram, besi 0,4 mgram, fosfor 16 mgram, kalium 211,2 mgram, kalsium 50 mgram, karbohidrat 4,9 gram, protein 2,1 gram, serat 2,1 gram, dan vitamin C 19 mgram. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa kandungan gizi pada pepaya muda yang relatif tinggi adalah air, serat, vitamin C. “Dengan kandungan gizi yang relatif banyak jenisnya tersebut, maka mengonsumsi buah pepaya mentah memiliki banyak khasiat atau manfaat, diantaranya; menjaga gula darah tetap stabil, menurunkan resiko hipertensi, menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL) dalam darah, menjaga kulit tetap sehat, meningkatkan fungsi otak, serta meminimalkan terbentuknya batu ginjal” katanya.
Menurutnya manfaat buah pepaya mentah sangat banyak bagi kesehatan oleh karenanya sangat dianjurkan untuk mengonsumsi buah pepaya mentah dalam bentuk olahan sayuran. Namun bagi anak-anak, pepaya mentah dapat diolah menjadi permen sebagai hasil inovasi. Karena hampir semua anak kecil pasti suka makan permen, sehingga olahan yang berupa permen ini diharapkan dapat mengalihkan anak dari permen yang ada di pasaran yang rata-rata mengandung berbagai zat aditif mulai dari pemanis buatan (sorbitol), pewarna buatan, sampai pada zat aditif lainnya yang berbahaya jika dikonsumsi terus-menerus. Anak-anak diharapkan tertarik dan berpindah pada permen pepaya mentah yang tidak memiliki zat aditif tambahan berlebihan.
Warga Perum Banteng Baru Sariharjo Ngaglik Sleman tersebut menjelaskan, bahan yang diperlukan adalah pepaya mentah ukuran sedang, gula pasir, air dan pewarna makanan. Sedangkan alat yang diperlukan adalah kompor, penggorengan, pengaduk kayu panjang, nampan plastik, sendok, lap, pisau, parut, saringan dan toples. Langkah pembuatannya kupas pepaya mentah ukuran sedang, lalu peras dan buang air perasannya. Nyalakan kompor, lalu panaskan penggorengan yang telah diisi air kira-kira satu mangkuk besar. Setelah mendidih, tambahkan gula pasir sebanyak air yang dituangkan tadi. Aduk terus sampai seluruh gula pasir melarut, dan tunggu sampai campuran air gula tadi menjadi matang sepenuhnya dengan ciri-ciri air menjadi berwarna keputihan. Masukkan perasan pepaya, aduk terus tanpa berhenti. Setelah campuran mulai mengeras, kecilkan api, lalu aduk terus sampai terlihat mengering. Matikan kompor, turunkan penggorengan dan siapkan nampan yang telah diisi gula pasir yang diratakan. Dengan menggunakan sendok, ambil adonan pepaya dalam penggorengan tadi dengan ukuran sebesar dadu, gulungkan di atas taburan gula pasir dengan tangan sambil dibentuk bulat. Permen dari buah pepaya mentah sudah jadi, lalu masukkan ke dalam toples.
Permen dari buah pepaya mentah ini awet berbulan-bulan asal disimpan di dalam toples tertutup rapat. Adanya gula pasir yang menutupi permen tersebut membuat permen awet dalam waktu yang lama. Jika dikelola dengan baik, selain dapat menyediakan permen yang sehat untuk anak, juga dapat menjadi sarana menambah income keluarga. Tentu saja agar menjadi menarik, kemasannya dapat dibuat dalam bentuk yang bagus seperti kemasan permen produksi pabrik, dan pemasarannya juga mengikuti jamannya, yaitu melalui media sosial, seperti Instagram, Facebook, dan media pemasaran online lainnya.
Workshop ini merupakan kerjasama antara Tim PPM Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY dengan anggota Prof. AK. Prodjosantoso, Dr. Das Salirawati, C. Budimarwanti, M.Si, M. Pranjoto Utomo, M.Si, Lis Permanasari, M.Si dan dipimpin ketua Regina Tutik Padmaningrum, M.Si. dengan Perkumpulan Pendidik Sains Kimia Indonesia Yogyakarta, dan diikuti oleh para guru mapel PKWU SMA dan SMK dari DIY dan sekitarnya. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya UNY dalam agenda pembangunan berkelanjutan pada agenda pendidikan bermutu dan mengakhiri kelaparan. (Dedy)