Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan FMIPA UNY menyelenggarakan Program Persiapan Mobilisasi Internasional bagi Mahasiswa FMIPApada 1-2/10/21 dengan tema Road to IISMA 2022. Acara yang diselenggarakan secara daring ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan trik bagi mahasiswa dalam membuat motivation Letter dan wawancara untuk memperoleh beasiswa kuliah di luar negeri. Narasumber pada acara tersebut yaitu I Made Andi Arsana, Ph.D., dari UGM
Wakil Dekan bidang Akademik dan Kerjasama FMIPA UNY, Prof. Dr. Jaslin Ikhsan dalam sambutannya mengatakan, ketika ada kesempatan untuk kuliah keluar baik keluar negeri maupun keluar UNY, para mahasiswa masih ada yang kurang berminat. Tentunya itu merupakan pilihan yang kurang tepat.
Merupakan suatu pengalaman bisa menuntuk ilmu apalagi menununtut ilmu diluar negeri. Setelah kuliah diluar negeri, saya merasa ada lompatan dalam diri saya, misalnya dalam bergaul, mengatasi masalah, menghargai orang lain, menghadapi orang yang yang bermacam-macam, dan hal lain yang mematangkan saya untuk masuk didunia kerja atau berkontribusi kepada masyarakat dan lingkungan.
“Oleh karena itu kalau ada program beasiswa seperti ini saya ingin para mahasiswa untuk bisa mengambil kesempatan untuk bisa menuntut ilmu yang lebih tinggi. Harapan saya tahun depan akan lebih banyak mahasiswa yang mengikuti program beasiswa ke luar negeri.
Sementara itu, I Made Andi Arsana dalam paparannya menjelaskan, mahasiswa Indonesia tidak hanya harus tahu Indonesia tapi juga faham dunia, Mahasiswa harus terkoneksi atau keterikatan dengan dunia karena kita adalah warga dunia. Kalau kita merasa perlu ke luar negeri,bagaimana dengaran negara lain? Apakah luar negeri mau menerima kita? Berita bagusnya adalah menerima mahasiswa internasional adalah indikator keberhasilan universitas. Kalau kita ke luar negeri, siapa yang akan datang ke universitas saya? Jadi sebenarnya berjodoh, tinggal kita menemukannya institusi yang tepat. Apalagi program seperti ini didukung pemerintah dengan berbagai macam beasiswa.
Ketika kita ditanya kemana kita akan kuliah, jangan-jangan kita melihat dunia dengan cara yang sangat konvensional yaitu Amerika, Eropa, Australia lagi. Apalagi didunia ada 196 negara yang semua punya keunikan tersendiri yang perlu kita fahami. Mahasiswa harus memperkaya imajinasi. Kalau mau ke eropa silakan ke eropa tapi eropa bukanlah merupakan satu-satunya destinasi.
“Di ASEAN kalau mau belajar pertanian ya di Thailand karena suhu sama dan iklim mirip dengan Indonesia. Kalau diterapkan di Indonesia cara menerapkannya menjadi lebih mudah. Jadi para mahasiswa harus melihat aspek-aspek seperti ini, bukan hanya ikut-ikutan”, tegasnya.
Pemerintah tahun ini mencanangkan International Indonesian Student Mobility Award (IISMA). Dengan adanya IISMA bisa belajar di “Top 300 World University” dan ada banyak orang tiap tahun yang dikirim dan tahun depan jauh lebih banyak yang dikirim, jadi kesempatannya akan jauh lebih tinggi. Tapi persoalannya tidak semudah itu karena ada kuota dan seleksi.
Tentang Motivation Letter (Motlet), lanjut Andi Arsana, ketika orang/teman membaca Motlet kita tersebut maka dia harus tahu mengapa kita memilih bidang itu dan di universitas tersebut. Hal kedua yaitu mengapa anda mendaftar program internasional, lalu menjelaskan pengalaman yang relevan, misalnya pernah mengikuti program lain dll. Ini membuktikan bahwa mahasiswa tersebut memiliki naluri/pengalaman/keinginan untuk melakukan di internasiolisasi.
“Hal ketiga perlu dijelaskan kenapa kita cocok untuk program ini. Kita jangan buru-buru untuk mengatakan bahwa kita adalah kandidat terbaik karena kita tidak kenal dengan kandidat yang lain. Jadi kriteria apa yang diperlukan program itu dan kita punya. Misalnya program itu mengharapkankan orang yang punya leadhership yang kuat, akademik yang bagus, sosial dan intelektual yang bagus. Maka dari kriteria itu saya punya dan diceritakan. Hal keempat adalah anda bisa menceritakan apa yang akan dilakukan dimasa datang. Jadi mimpinya bisa diceritakan. (witono)