Dunia digital sekarang ini adalah imbas revolusi industri 4.0 yang meliputi internet of things, cyber physical dan bioteknologi yang diaplikasikan dalam bisnis, industri, pertanian, kesehatan dan sebagainya. Era disrupsi adalah hal yang tidak diduga, merupakan perpaduan antara revolusi teknologi dan revolusi model bisnis. Era ini mencakup cashless, paperless, e-ticketing atau digital marketplace. Siapa menyangka perusahaan taksi terbesar di dunia tidak memiliki armada mobil dan pengusaha compat disc menutup usahanya karena penikmat musik lebih suka mengunduh dari internet. Demikian dikatakan Staf Khusus Kementerian Sekretariat Negara Widya Priyahita Pudjibudojo dalam paparannya pada acara penandatanganan nota kesepahaman UNY dengan dengan dunia usaha dan dunia industri yang digelar di Hotel UNY Jumat (22/10). Pada kesempatan ini hadir 32 perusahaan dari segala bidang mulai industri konstruksi hingga start-up. Lebih lanjut Widya Priyahita Pudjibudojo mengatakan bahwa sekolah adalah tempat untuk mempelajari keahlian yang penting seperti mindset dan karakter, bukan hanya belajar tentang penguasaan konten. “Ada beberapa keahlian yang harus dikuasai diantaranya berpikir kritis, kecerdasan emosional dan kreativitas” katanya. Sehingga dalam belajar bisa di kampus, luar kampus atau secara virtual/online denga multi stakeholders yaitu publik, swasta, akademisi, masyarakat sipil agar menjadi social enterpreneur. Widya mengingatkan bahwa kolaborasi sebaiknya dilaksanakan dari hilir ke hulu yaitu mengikuti kebutuhan riil baik itu kebutuhan pasar atau kebutuhan publik. Dengan demikian hasil dari proses pendidikan, penelitian dan pengabdian senantiasa relevan.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama UNY Prof. Siswantoyo berharap agar pertemuan ini dapat mencapai hal lebih baik yang menjadi keinginan bersama. “Dengan kerjasama ini kami ngaruhke agar terjadi satu pemikiran bersama bagaimana menyatukan dunia kampus, kantor dan kampung dengan industri” papar Siswantoyo. Menurutnya dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka banyak hal yang bisa disinergikan, baik itu pengiriman mahasiswa untuk belajar di perusahaan atau para industriawan menjadi dosen dengan agenda praktisi masuk kampus, sehingga tidak ada lagi sekat antara dunia usaha dunia industri dan kampus. Sehingga bisa diracik dengan baik bahan dari kampus dan keinginan dari perusahaan. Karena pada saat ini kolaborasi, berpikir kritis dan komunikatif dapat mengakselerasi generasi emas masa depan.
Wakil dari dunia industri disampaikan General Manager PT Wijaya Karya (Tbk) Pramusinto, MM yang mengatakan bahwa kehadiran para pengusaha kali ini adalah dalam rangka mendukung UNY menuju kolaborasi dengan dunia usaha dengan penandatanganan dan diskusi penguatan kerjasama. Salah satu peserta, Ahmad Syaifuddin, People and Operation Manager PT Widya Intelektual Bangsa merasa gembira dengan adanya kerjasama ini karena dapat berkontribusi selain sebagai alumni juga sebagai perusahaan yang terjun dalam bidang start-up. Ahmad Syaifuddin adalah alumni dari Fakultas MIPA. Hal ini merupakan salah satu upaya UNY dalam agenda pembangunan berkelanjutan pada bidang pendidikan bermutu dan kemitraan untuk mencapai tujuan. (Dedy)