Sebagai salah satu strategi untuk menguatkan kolaborasi anatar Perguruan Tinggi Vokasi dengan dunia kerja, maka Ditjen Pendidikan Tinggi Vokasi melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi ( PTVP) Kemendikbud Ristek meluncurkan sebuah program yaitu Matching Fund Vokasi (Program Pendanaan Kampus).
Matching Fund sendiri merupakan Implementasi pendidikan vokasi yang lebih mengarah pada riset terapan sehingga nantinya produk dari hasil riset bisa dihilirkan ke masyarakat, pasar dan industri. Dana total yang dimiliki Matching Fund sebesar 180 miliar nantinya akan diperuntukkan untuk pengembangan Pusat Unggulan Teknologi (PUT), hilirisasi produk riset terapan serta Start- Up kampus vokasi yang dibangun bersama dunia kerja.
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merupakan salah satu Perguruan Tinggi yang lolos untuk seleksi kelayakan usulan program Matching Fund Vokasi untuk Tahun Anggaran 2021, melalui proposalnya yang berjudul “ Automatic Smart Pen Ploter (Asp2) Berbasis Internet of Things Sebagai Wujud Pengembangan Inovasi Dalam Mendorong Produktivitas Batik Tulis Indonesia” yang disusun oleh beberapa dosen D4 Elektronika dan Teknik Mesin Fakultas Teknik (FT) UNY yang terdiri dari 8 orang dosen yaitu Dr. Aris Nasuha, Ssi., MT, Ir. Ardy Seto Priambodo,S.T., M.Eng, Purno Tri Aji., S.T., M.Eng, Suprapto, S.Pd., M.T., Ph.D, Febrianto Amri Ristadi, S.T., M.Eng, Sc dan Ir. Satriyo Agung Dewanto,S.T., M.Pd. Selain nama tersebut diatas , ada pula 2 orang dosen sebagai tim pendukung yaitu: Oktaf Agni Dhewa, M.Cs dan Anggun Winursito, M.Eng.
Industri batik selama ini merupakan salah satu industri yang cukup besar kontribusinya dalam perekonomian di Indonesia dan cukup membantu penyerapan tenaga kerja. Sayangnya tradisi membatik ini lama- lama pudar seiring waktu sehingga perlu usaha bersama untuk melestarikan tradisi luhur ini salah satunya tentu saja dengan membuat alat atau program yang memudahkan bagi para pengrajin batik seperti Automatic Smart Pen Ploter.
Merupakan alat sketsa motif batik secara otomatis yang memiliki ukuran dimensi 200x 100 cm, Automatic Smart Pen Ploter didukung teknologi internet of things dan kecerdasan buatan. Bagi pengrajin batik baik skala mikro maupun makro alat ini nantinya diharapkan mampu mengefektifkan mekanisme produksi karena memiliki tingkat keakuratan yang cukup tinggi.
“Diharapkan dengan adanya program automatic smart pen ploter ini dapat meningkatkan produksi batik bagi para pengrajin batik terutama batik tulis sehingga berimbas pada peningkatan ekonomi juga,” ungkap Aris Nasuha ketika diwawancarai lewat telepon pada Jumat (13/8).
Dalam membuat serta mengembangkan program automatic smart pen ploter, para dosen yang terlibat didalam pembuatan dan pengembangan program ini melakukan kerja sama dengan PT Putra Multi Cipta Teknikindo dengan anak perusahaanya yaitu CV Astoetik yang terkenal dengan kompor listriknya. Adapun nantinya, dana yang diperoleh dari program Matching Fund Vokasi untuk automatic smart pen ploter akan digunakan untuk menghasilan satu buah produk siap dihilirisasi yang tentu saja dengan standar- standar tertentu. (Khairani Faizah)