WORKSHOP #1 SMK MEMBANGUN DESA DI KAMPUS UNY WATES

WORKSHOP #1 SMK MEMBANGUN DESA DI KAMPUS UNY WATES

“Kegiatan workshop ini kita dorong untuk semua wilayah di Yogyakarta, sehingga kita lakukan luring dan daring. Smart work and happines, kita kerja cerdas dan menyenangkan ini semangat etos baru yang kita bangun dalam menjawab tantangan apakah alumni SMK bisa mandiri, bisa menciptakan peluang kerja dan bisa mengatasi berbagai permasalahan? Yang ditujukan dengan berbagai riset/penelitian ataupun isu-isu banyak alumni SMK yang belum mendapatkan pekerjaan. Ini tantangan kita. Pendidikan SMK perlu didorong lebih baik lagi dan lebih berkarya, aku cinta produk Indonesia,” demkian dikatakan Ketua LPPM UNY, Prof. Dr. Siswantoyo, M.Kes.,AIFO dalam sambutannya pada Workshop SMK Membangun Desa.

Harapan ketua LPMP UNY, ”Kumpas tuntas, ambil semua ilmu yang disampaikan narasumber dan terapkan di sekolah bapak ibu semua.” Worshop ini terselenggarakan berkat kerjasama UNY dengan BPM Kab Gunungkidul, BPM Kab Kulon Progo, dan Dikpora Kab Gunungkidul, yang akan dilaksanakan dua sesi. Sesi pertama yang dilakukan saat ini Jum’at (21/8) di Aula Kampus UNY Wates. Sedangkan sesi kedua nantinya akan dilaksanakan di Aula Dikpora Kabupaten Gunungkidul. Mengapa dilaksanakan di dua tempat, karena kabupaten Gunungkidul dan Kulon Progo sama-sama memiliki kampus untuk program vokasi atau sarjana terapan.

Rektor UNY, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd. dalam sambutannya mengatakan meskipun dalam suasana cuti bersama, namun karena kita kerja positif, kerja keras untuk memikirkan pendidikan anak bangsa sekarang dan kedepan. Sutrisna mengatakan, “Workshop hari ini dilatar belakangi bahwa kita terlalu suntuk untuk memikirkan SMK dan industri, sementara desa belum terpikirkan padahal lulusan SMK tidak semuanya tertampung di industri, tetapi perlu diberikan ruang lain untuk menciptakan pekerjaan di desa-desa sehingga tidak perlu ke berbagai kota untuk hunting industri”.

“Tidak berarti koordinasi dengan industri dikurangi tetapi harus diberi porsi untuk lulusan SMK itu bisa bekerja di desa,”lanjut Sutrisna.

Dalam paparannya, Marlock dari Yayasan Peduli SMK, dengan tema Cara Praktis SMK Membangun Desa, mengatakan bahwa “SMK Membangun Desa adalah terobosan masa kini dan mendatang untuk lulusan SMK. Sehingga mampu  mengatasi arus balik alumni SMK korban “perceraian massal” di perantauan, mampu mengatasi zero tunggu lulusan SMK langsung beraktivitas tanpa harus merantau mengejar UMR, Disamping itu mampu melahirkanSMK menjadi pusat industri desa meningkatkan pendapatan bruto ekonomi desa dan penggerak ekonomi.” Dengan demikian, lanjut Marlok, “Otomatis menjadi SMK center of excellence dan mandiri mampu menjadi profit center serta SMK berbasis industri.”

”Akhirnya rezeki/karir alumni SMK jangan dibatasi oleh satu jurusan di SMK,”pinta Marlock.

Sebagai narasumber kedua, Dr. Joko Sutrisno dari PT Estima (Mantan Direktur PSMK) menyampaikan materi dengan tema Peningkatan Peran SMK dalam Pengembangan Ekonomi Desa. Joko mengatakan bahwa, “Teaching factory concept adalah suatu proses pembelajaran yang mengajarkan kepada peserta didik vokasi tentang segala proses yang ada di dalam suatu perusahaan (factory) berupa soft skill dan hard skill mulai dari pembuatan produk/jasa. Memasarkan produk, menetapkan jumlah pekerja, menata keuangan perusahaan, membaca potensi pasar,” dilanjutkan lagi bahwa,”kegiatan teaching factory bisa dilakukan di sekolah atau di  lokasi mitra industri,”jelas Joko.

Sedangkan peran SMK dalam pengembangan ekonomi desa menurut Joko adalah sebagai akselerator program usaha BUMDES dan sebagai pelaku usaha di pedesaan, (Sud).