DR. SUPARDI BERI KULIAH UMUM DALAM RANGKAIAN KEGIATAN INTERNATIONAL MOBILITY

DR. SUPARDI BERI KULIAH UMUM DALAM RANGKAIAN KEGIATAN INTERNATIONAL MOBILITY

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) selenggarakan kegiatan International Mobility. Kegiatan ini  merupakan kegiatan kerjasama antara Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan (FSSK)Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan FIS UNY. Salah satu rangkaian kegiatan tersebut adalah kuliah umum yang disampaikan oleh dosen Jurusan Pendidikan IPS FIS UNY, Dr. Supardi, M.Pd.  Kuliah yang diselenggarakan di ruang Ki Hajar Dewantara FIS pada hari Senin (8/4/2019) tersebut diikuti oleh 17 mahasiswa FSSK UKM lintas jurusan, mahasiswa duta dan mahasiswa BEM FIS.

Mengawali perkuliahaan, Supardi membeberkan tentang wilayah, suku, dan budaya yang ada di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia mencapai 270 juta jiwa pada tahun 2018. Dengan jumlah tersebut, Indonesia menempati urutan keempat terbesar di dunia. Selain itu, Indonesia merupakan  negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke, terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Diantara suku yang ada di Indonesia, suku Jawa merupakan suku terbesar dengan populasi mencapai 41,7% dari seluruh penduduk Indonesia.

Supardi melanjutkan, berbagai perbedaan suku, budaya, agama diikat oleh ikrar Sumpah Pemuda yang merupakan tonggak kebangkitan dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar sumpah pemuda ini menjadi semangat yang menegaskan cita-cita berdirinya Indonesia. Sumpah pemuda  yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928 tersebut berisi pngakuan tentang tanah air Indonesia, bangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia “Inilah yang membedakan bagsa Indonesia dengan bangsa lain”ungkapnya

Selain menjelaskan tentang Indonesia, supardi juga menyampaikan tentang dampak Era Revolusi Industri 4.0 pada penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dan Malaysia. Kemajuan pendidikan di Malaysia lebih cepat dibandingakn dengan Indonesia. Hal ini juga dipengaruhi oleh  penjajahan di kedua negara tersebut dimana Indonesia dijajah oleh Belanda sedangkan Malaysia di jajah oleh Inggris. Ketika Belanda menjajah Indonesia, mereka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk kepentingan mereka sedangkan ketika Inggris menjajah Malaysia, mereka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk negara jajahannya. “Namun, pendidikan di Indonesia sekarang sudah mulai berkembang dan mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain” pungkasnya. (Eko)