SENI JUGA PERLU MELIBATKAN TEKNOLOGI

1
min read
A- A+
read

 

Pada saat ini seni haruslah memahami teknologi agar kita dapat lebih berkembang karena dulu kita belum dapat membayangkan bahwa seni akan berperan penting di negeri ini. Dulunya seni budaya itu hanya dipandang sebelah mata karena hanya dianggap membuang-buang biaya. Kenyataannya setelah pariwisata berkembang kegiatan seni budaya dijalankan secara gotongroyong oleh masyarakat. Laporan terakhir menunjukkan bahwa pariwisata budaya telah menyumbang sebesar 250 trilyun. Oleh karena itu saya melakukan terobosan baru dalam bidang seni budaya pada negara dan masyarakat. Demikian dikatakan Nyoman Nuarta dalam studium general di Fakultas Bahasa dan Seni UNY, Kamis (13/2). Pria kelahiran Tabanan 14 November 1951 tersebut memaparkan bahwa pada awal tahun 1990-an dia mengusulkan membuat patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali. “Proyek itu ditentang beramai-ramai” kata Nyoman “Tapi saya tidak marah karena saya yakin mereka belum memahami peran seni budaya pada ekonomi kita”. Menurut alumni jurusan Seni Rupa ITB Bandung tersebut diperlukan waktu hingga 30 tahun hingga GWK bisa seperti sekarang. Dikatakan Nyoman bahwa disini peran teknologi menjadi penting karena patung GWK yang sedemikian besar dengan bobot 3000 ton harus diserahkan pada ahli konstruksi untuk menghitungnya, agar tidak terjadi hal yang tidak dikehendaki apabila terjadi bencana seperti gempa bumi, angin kencang maupun petir.

Studium general bertema ‘Seni, Sains dan Teknologi’ dibuka oleh Rektor UNY Sutrisna Wibawa dengan pemukulan gong dan penyerahan cenderamata. Dalam sambutannya Rektor mengatakan bahwa dalam studium general ini Nyoman Nuarta menyampaikan teknik pembuatan GWK karena Nyoman merupakan seniman yang memadukan seni, sains dan teknologi. Menurut Ketua Panitia studium general Sri Harti Widyastuti kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 800 orang yang terdiri dari mahasiswa S1 dan S2 prodi pendidikan kriya, seni musik, seni tari dan seni rupa serta prodi teknik sipil dan informatika, dosen dan pengamat seni dari UNY dan ISI serta masyarakat umum. “Harapannya dengan studum general ini kami mendapatkan pencerahan terkait keilmuan dari Nyoman Nuarta sebagai seorang seniman dan wirausahawan” tutup Sri Harti Widyastuti. (Dedy)