Belajar Sopan Santun Melalui Media Ular Tangga

1
min read
A- A+
read

Uji coba media ular tangga

Laga Kartun (Ular Tangga Sopan Santun) merupakan media pembelajaran yang dibuat oleh Febri Nugrahani kemudian diterapkan di SDN Sendangharjo untuk menyelesaikan tugas akhir skripsi. Febri merupakan Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2019. 

Pada awalnya, mahasiswa kelahiran Sleman tersebut merasa resah terhadap penggunaan bahasa siswa yang kurang santun. Hal ini ditunjukkan ketika dirinya observasi, beberapa siswa tidak mengucapkan kata tolong ketika meminta bantuan, mereka tidak meminta maaf kepada teman setelah melakukan kesalahan sehingga dapat menimbulkan pertengkaran. Para siswa juga berbicara menggunakan kata yang kasar dan tidak mengucapkan terima kasih ketika meminta bantuan. “Ide pembuatan media ini berawal dari peserta didik sekolah dasar kelas rendah yang menyukai kegiatan belajar sambil bermain. Permainan dapat mendorong siswa untuk aktif mengikuti kegiatan pembelajaran karena siswa sekolah dasar senang bermain” ucapnya saat wawancara. 

“Anak-anak sekolah dasar senang bermain karena bermain dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk memahami dunianya, berinteraksi dengan teman, mengekspresikan diri dalam membangun pengetahuan. Ketika siswa mencoba untuk menggunakan media pembelajaran secara langsung, maka siswa  akan memperoleh pengalaman dalam belajar sehingga pembelajaran kesantunan akan lebih mudah membekas dalam benak siswa” tambah Febri. Menurutnya, kesantunan berbahasa dapat ditanamkan melalui media pembelajaran yang menarik, salah satunya ialah Laga Kartun. Laga kartun merupakan sebuah media yang dikemas melalui kegiatan belajar yang menarik dan menyenangkan yakni belajar sambil bermain melalui permainan ular tangga. 

Bahan yang dibuat adalah tempat permainan ular tangga menggunakan banner selebar 1.6 x 2,5 meter dengan jumlah petak 35 berukuran 30 x 30 cm. Di banner tersebut terdapat beberapa gambar ular dan tangga. Buku panduan bermain terdiri dari dua bagian, bagian pertama untuk siswa yang berisi tata cara permainan sedangkan bagian kedua untuk guru yang berisi tata cara sekaligus jawaban. Kemudian penggunaan dadu pada game ini sama seperti dadu pada permainan ular tangga pada umumnya, angka dadu menentukan jumlah langkah pemain. Siswa menjadi penanda dalam permainan, siswa yang bermain berada di atas banner ular tangga dengan kepala diikat bidak. Penanda bidak tersebut ditempel di kepala siswa seperti ikat kepala. Box laga kartun berupa tempat berbahan plastik dan dilengkapi roda sehingga dapat dipindahkan, box ini berfungsi sebagai alat menyimpan seluruh kelengkapan permainan. Kotak kartu permainan sebagai tempat menyimpan kartu-kartu. Terakhir adalah kartu tantangan berisikan tantangan tentang kesantunan berbahasa yang halus yang harus dilakukan siswa pada saat itu. Kartu Pertanyaan berisikan pertanyaan mengenai kesantunan berbahasa yang harus dijawab siswa. Kartu Motivasi berisikan materi kesantunan yang harus dibacakan oleh siswa. Kartu Bonus berisikan bonus dalam permainan. Kartu Zonk berisikan hukuman dan permainan. Kartu Poin berisikan poin sebagai apresiasi kepada siswa apabila mampu mengerjakan tugas pada kartu-kartu dengan baik, kartu poin terdiri dari 10,20 dan 30 point. 

Alumni PGSD UNY tersebut menyampaikan bahwa pengembangan media pembelajaran ular tangga bermuatan kesantunan berbahasa ini dapat membuat siswa menjadi aktif, kreatif, dan memiliki sikap kesantunan berbahasa yang tinggi. Para siswa pun terlibat langsung dalam penggunaan media, sehingga mendorong mereka dalam memahami dan menerapkan kesantunan berbahasa. “Para guru merasa terbantu dengan adanya media ini, sebab siswannya semangat mengikuti belajar kesantunan berbahasa karena dapat belajar sambil bermain dengan media Laga Kartun” tambahnya. Febri berharap terhadap media ini yaitu dapat mendorong anak-anak untuk terbiasa dalam belajar kesantunan berbahasa. tutupnya. 

Penulis
Ayu Puspita N, Ahmad  Najiullah S
Editor
Dedy Herdito
Kategori Humas
MBKM
IKU
IKU 1. Lulusan Mendapat Pekerjaan yang Layak